Mardi kini berdiri dan membuka seluruh pakaiannya, telanjang bulat dihadapan muridnya yang bugil.
"Nah
Linda, sekarang penutupannya. Kamu akan dapatkan ilmu pintar itu
setelah melakukan tugas ini," kata Mardi sambil memegangi penisnya yang
tegang.
Linda sangat malu melihat gurunya telanjang, soalnya
belum pernah lihat burung kecuali burungnya Anto, adiknya. Tapi Linda
nggak berani melawan. Mardi kemudian menyuruh Linda berdiri berhadapan
dengannya, lalu Mardi meminta Linda mengisapi burungnya.
"Kamu
sekarang isap burung bapak ini ya.., sama seperti tapi bapak jilatin
pepek kamu, ayo cepat gih," kata Mardi sambil menuntut kepala Linda
merunduk mendekat ke penisnya.
"I... ii.. ya pak," Linda menurut. Bibir mungilnya mengecup penis Mardi dan lidahnya menjilat.
Begitu
Linda memasukan penis Mardi kemulutnya, Mardi langsung mencengkeram
rambut Linda dan menggerakan kepala Linda maju mundur sehingga mulut
Linda bergerak mengoral penis gurunya.
"Ohh nikmaatnya Lin..,
ahh.. Ayo teruskan muridku.. Ohhh," Mardi merasakan nikmat luar biasa.
Baru kali ini ia merasakan sensasi dioral anunya. Hal itu berjalan
sepuluh menit, sampai akhirnya tubuh Mardi mengejang dan penisnya
menyemburkan sperma perjakanya menyemprot kewajah Linda.
"Ouhh.. Linndaa.. Ohhh.. Enghh.. Ohhh," Mardi agak berteriak menahan nikmat itu.
Sementara
Linda bingung memandangi muncratnya air kental yang sebagain mengenai
wajahnya. Setelah itu Mardi membersihkan wajah Linda pakai handuk yang
tadi dipakai Linda. Mardi pun menciumi wajah Linda, sambil memeluk gadis
cilik itu, sementara Linda bingung harus berbuat apa.
"Terima kasih ya muridku..," kata Mardi.
"Kok
bapak yang terima kasih? Kan saya yang dapat ilmu pintar, saya yang
harus terima kasih pak," Linda memang lugu, tangan Mardi diamit dan
diciumnyua penuh hormat.
"Oh iya ya.. Sekarang kamu sudah pintar, nah
pakai lagi gih bajunya dan kamu boleh pulang. Tapi ingat, jangan bilang
ke orang lain ya kalau kamu dapat ilmu dari bapak," perintah Mardi.
Sebenarnya
saat itu Mardi ingin sekali menyetubuhi Linda, tetapi ia takut jika
ketahuan orang. Apalagi Linda masih kecil dan pasti akan kesakitan jika
disetubuhi paksa. Setelah Linda pulang, Mardi kembali memikirkan cara
agar bisa menyetubuhi anak itu dilain kesempatan.
*****
Dua hari setelah kejadian itu, Mardi kembali dapat jadwal mengajar Matematika di kelas 1A, kelasnya Linda.
"Ayo
Linda, sekarang kamu kerjakan tugas ini dipapan," lagi-lagi Mardi
menyuruh Linda maju. Hari itu, Mardi sengaja memberi tugas yang mudah
agar bisa terjawab oleh Linda.
"Sudah selesai pak," kata Linda
setelah menyelesaikan tugas dipapan tulis. Mardi bangkit dan memeriksa
tugas yang dikerjakan Linda.
"Ya.. Benar, dan ini juga betul. Wah,
kamu pintar sekali Linda," Mardi sengaja memuji, murid yang lain
bertepuk tangan disuruh Mardi.
"Nah karena pintar sekarang bapak
kasih hadiah, ayo sini bapak gendong," Mardi segera menggendong Linda.
Tapi tangan Mardi yang menopang bokong Linda bergerak-gerak nakal
mengusapi vital Linda, selama Linda digendongnya.
"Anak-anak, kalau
kalian sepintar Linda, maka pak guru pun akan gendong kalian seperti
ini. Makanya belajar ya anak-anak," kata Mardi.
"Yaaa.. Pakk," sahut muridnya serempak. Setelah itu Mardi menurunkan tubuh Linda dan pelajaran kembali dilanjutkan di kelas itu.
Hari itu pelajaran Matematika adalah pelajaran terakhir di kelas 1A, dan setelah itu mereka boleh pulang.
"Pak..,
saya mau berterima kasih sekali lagi dikasih ilmu sama bapak," Linda
menghampiri Mardi setelah semua murid kelas 1A keluar kelas.
"Oh,
iya.. Iya.. Yang penting kamu harus jaga rahasia ya supaya cuma kamu
yang pintar," Mardi tersenyum melihat kebodohan dan keluguan muridnya
itu.
"Emm.. Anu pak, PR yang bapak kasih tadi agak sulit buat saya.
Bagaimana supaya saya bisa menjawab PR itu pak..?" tanya Linda lagi.
"Duh
Linda, kamu kan sudah pintar.. Atau begini saja, nanti sore kamu datang
lagi kerumah bapak biar bapak bantu kerjain PR itu ya," pinta Mardi,
Mardi mulai berakal bulus untuk bisa menikmati tubuh Linda lagi. Linda
yang lugu, mengangguk lalu pulang.
Sore harinya, Linda datang
menemui Mardi di kompleks pengajar. Seperti sebelumnya dengan sikap
manis Mardi memperlakukan Linda bagai murid kesayangan, ia pun membantu
Linda mengerjakan PR yang diberinya sendiri.
"Wah. Ternyata gampang caranya ya pak," kata Linda senang setelah tugasnya selesai.
"Nah
Lin.. Sekarang kan masih sore, gimana kalau bapak kasih ilmu tambahan
lagi supaya kamu tambah pintar, mau nggak," Mardi mulai menjebak Linda.
"Mau.. Pak.. Mau," jawab Linda cepat, tanpa curiga.
"Kalau begitu kamu mandi lagi, kayak kemarin itu caranya kok," perintah Mardi.
Linda
menurut, dan kejadian sebelumnya terulang lagi, Linda mandi disabuni
Mardi, lalu mengenakan handuk berbaring diranjang kamar Mardi. Tubuh
Linda mengelinjang dijilati Mardi. Bedanya, kali ini Mardi pun telanjang
bulat, siap menyenggamai Linda.
"Ahhh pakhh.. Geli pakhh..," Linda menggelinjang menahan geli dijilati Mardi dibagian vaginanya.
"Geli sakit apa geli enak Lin..?" Mardi menanyakan itu sambil terus menjilati vagina Linda.
"Engghh ahh.. Gelii ehh.. Geli ennakkh pakhh," Linda meringis menahan kenikmatan itu.
Mardi
berusaha memperlakukan Linda dengan baik seperti di VCD yang
ditontonnya. Tangan Mardi menyibak bibir vagina Linda dan lidahnya
menyasar klitoris Linda yang masih kecil dan kencang. Saat klitorisnya
dipermainkan lidah pak guru, Linda merasakan nikmat sekali, geli dan
nikmat tepatnya. Betul juga perkiraan Mardi, wanita seusia Linda memang
sudah bisa menerima rangsangan seksual. Bukankah wanita jaman dulu kawin
diusia belasan seperti Linda? begitu pikir Mardi. Sambil mempermainkan
klitoris Linda, Mardi mengamit tangan Linda dan menuntunnya memegang
rambut Mardi.
"Uhh pakhh.. Linnda pinginn pipisss.. Ouhh," tangan
Linda yang sudah samapi dikepala Mardi langsung meremasi rambut Mardi,
pinggulnya bergoyang dengan paha mengapit kepala Mardi.
Mardi tak
ingin ketinggalan Linda, saat Linda berkata ingin pipis, Mardi segera
menghentikan aktifitasnya. Pertimbangan Mardi tepat, saat itu Linda
sudah terbakar birahi pula, dan cairan yang keluar dari vagina Linda
menunjukan kegatalan yang sangat pada vagina Linda.
"Lin..
Pipisnya nanti aja ya, ditahan dulu. Sekarang bapak kasih ilmu lainnya,"
Mardi kemudian menindih tubuh Linda, tetapi tangannya menopang agar
Linda tak sesak napas.
"Ohh.. Pak, saya mau diapain lagi?" Linda bingung apa mau gurunya itu.
"Bapak
mau kasih ilmunya lagi, tapi Linda tahan dikit ya," kata Mardi,
tangannya menggenggam penisnya yang sudah tegang dan menepatkan ujungnya
ke bibir vagina Linda, lalu menggesek-gesekan ujung penis itu ke bibir
vagina Linda. Linda tak merasakan sakit pada vitalnya karena Mardi hanya
mengesekan dipermukaan saja.
"Ahh.. Geli Pakk," Linda malah merasa geli dan nikmat digesek anunya Mardi.
"Enak nggak Lin?" Mardi mulai menciumi susu Linda bergantian kanan-kiri.
"Ohh iyyah, enak pak..," Linda mulai tersengal.
Merasa
Linda sudah dipenuhi birahi, Mardi kemudian menekan pinggulnya
perlahan, setahap demi setahap sambil terus menggesekan penis itu
kepermukaan vagina Linda.
"Auhh.. Sakit pakhh.. Ouhh," Linda
terpekik saat Mardi sedikit menekan pinngulnya. Ujung penis Mardi tepat
terjepit dibibir vagina Linda yang sempit.
"Sakit ya Lin.., kalau begini gimana," Mardi menghentikan tekanannya dan kembali menggesekan penisnya dipermukaan vagina Linda.
"Nah..
Itu nggak pak.. Kok tadi sakit ya.., ouhh sakit lagi pakk," Linda
kembali meringis saat Mardi kembali menekan penisnya berusaha menerobos
perawan Linda. Kepala penis Mardi sudah berhasil masuk kebelahan vagina
Linda, tetapi untuk menekan lebih jauh Mardi takut Linda kesakitan.
"Masih
sakit sayang..?" Mardi sudah tak tahan ingin menggenjot Linda, tetapi
masih ragu dan takut. Mardi hanya memompa kepala penisnya masuk keluar
ke permukaan liang nikmat Linda.
"Iya pak agak sakit, tapi sekarang
enak.., ahhh.. Sakit sekalii pakhhh ouhh," Linda meringis sejadinya,
saat itu Mardi tak bisa lagi menahan nafsunya, penisnya ditekan lagi
menerobos vagina Linda yang masih sempit. Penis Mardi masuk sampai
separuh mengoyak selaput dara Linda, kini cairan bening kental bercampur
bercak darah dari vagina Linda.
"Ahh.. Ampuunn sakitt pakk..,"
Linda berusaha mendorong tubuh Mardi, tetapi Mardi justru menekan lebih
kuat, membuat penisnya terbenam separuh di vagina Linda.
"Tahan dikit Lin.. Hampir selesai, gini sakit nggak," penis yang terbenam separuh dibiarkan Mardi tak digerakan.
"Ouhh..
Iya Pakk.. Sekarang nggak sakit, kalau pelan nggak sakit pak," Linda
merasa sakit divaginanya mulai hilang, dan Mardi mulai menggerakan
pinggulnya naik turun perlahan.
"Sakit Lin..?.. Ouhh enak sekali pepeknya Lin..," Mardi kenikmatan poenisnya dijepiti vagina Linda yang rapat.
"Ouh..
Pelan saja pak.. Ohh.. Linda enakk pakkk," Linda tak lagi merasa sakit,
Mardi lebih berani menghujamkan penisnya lebih dalam. Tapi setiap Linda
meringis sakit, Mardi menghentikan sejenak, lalu lanjut lagi. Lima
belas menit setelah itu, Linda tak lagi merasakan sakit, sakit itu kini
berubah total menjadi nikmat yang belum pernah diterima Linda selama
ini, juga Mardi yang masih ngejomblo.
"Gimana Linda.. Enak sekarang.. Ouhh.. Enakk sekali pepekmu Linn..," Mardi menggenjot Linda dengan gerakan pelan.
"Ouhh pakkhh.. Enakk pakhh, sekarang kok enakhh ahh," Linda dan Mardi merasakan nikmat yang sama.
"Pakhh
Lindaa.. Mau pipisshh.. Ouhh.. Pakhhh uhhh.. Pipis Linda tuhh... Ahhh,"
beberapa menit kemudian Linda mencapai orgasme, tubuhnya sampai
menggelinjang dan kejang-kejang.
"Ouhh Linnn.. Ouhhh... Ohhh..
Nikmatnyahh... Oh.. Ouhh," Mardi pun klimaks, semburan spermanya
membasahi vagina Linda. Begitulah, Mardi akhirnya bisa memerawani Linda
sekaligus menyerahkan perjakannya pada Linda. Setelah beristirahat
sejenak, Mardi menyuruh Linda mengenakan pakaiannya lagi dan menyuruhnya
pulang.
Dengan alasan memberikan ilmu pintar, guru bejad Mardi
berhasil memetik belasan perawan bocah ingusan, yang rata-rata muridnya.
Selama dua tahun Mardi sukses menjalankan aksi bejadnya itu. Sial bagi
Mardi, kelakuannya membobol perawan belasan muridnya terungkap saat ia
berniat mengerjai Putri, anak bu Wasti yang juga guru disana. Putri
berceloteh pada ibunya, dan Wasti pun melaporkan Mardi ke Polisi.
Setelah Mardi ditangkap, orang tua belasan murid yang menjadi korban
termasuk Linda turut melaporkan Mardi. Mardi pun diproses dan kini
mendekam di Lapas sebagai terpidana 8 tahun penjara. ***
How to make money from betting on games that you won't win
BalasHapusThe easiest 인카지노 way to 메리트 카지노 make money from betting on games that you won't win งานออนไลน์ is to have a game of roulette. In this example, you need to