Sabtu, 26 Januari 2013

mengharukan

Kadang hal yang diharapkan berbenturan dengan kenyataan. Orang menganggapnya sebagai takdir. Di sitiulah perasaan bermakna, salah satunya adalah cinta. Apa yang dialami Gita memang biasa, terjadi pada manusia umumnya. Tetapi ini menjadi luar biasa, ketika ia merasa bahwa simpatinya sebagaimana pungguk merindukan bulan.

Sudah dua minggu ia memendam seribu rasa yang membuat jantungnya berdebar kencang saat melihat sang pujaan hatinya.

“Kita pilih duduk di sini aja. Ayo dong ceritain gebetan barumu,” tiba-tiba terdengan suara serak yang mengusik lamunan Gita.

“Iya... Ri, mumpung kita ngumpul nih,” jawab teman Qori. Gita

“Masak lo main rahasiaan sama geng sndiri,” tutur temannya lagi.

Gita mendadak gugup. Nggak salah lagi itu Qori. Qori dari geng The SRIES, cowok yang sangat dikagumi para cewek-cewek di sekolah.

Gita nyaris nggak bergerak. Mneyadari cowok tampan yang sedang ditaksirnya itu ada di meja belakangnya. Saat sedang barengan dengan teman-teman aja Gita sudah nervous .... apalagi sekarang ia sedang sendirian. Tapi untuk yang satu ini, rasa ingin tahunya jauh lebih besar. Dan apa tadi? Mereka lagi ngomong soal gebetannya Qori. Wah..... Wah....

“Jadi bener nih, dia tinggal di jalan Tumbuhan?” tanya teman Qori.

Deg, Gita nyaris tersentak. Bukankah itu jalan tempat ia tinggal? Jalan itukan kecil, jadi ia kenal hampir semua penghuninya. Kayaknya nggak ada yang seumuran dia, rata-rata sudah kuliah dan kerja. Rasa ingin tahunya semakin memuncak.

“Iya, anak kelas satu juga. aku memang naksir dia. Soalnya dia manis banget, pintar dan baik. Pasti dong banyak saingannya. Makanya aku jaga jarak biar dia penasaran,” suara Qori terdengar riang.

Jantung Gita berdegup kencang. Ia semakin yakin , selain dia ngak ada anak kelas satu SMA tinggal di jalan itu. Kalau masalah kecerdasan otak, Gita memang selalu jadi juara satu sejak cawu pertama. Semuanya klop. Mungkin yang dimaksud Qori itu dirinya?.

“Wah, playboy satu ini sudah berketuk lutut. Terus kapan dong kamu nembak dia?” desak temannya.

“Oh my god,” Gita nyaris menahan napas.

“Eh, ngomong-ngomong siapa namanya?” tanya temannya lagi.

“Gita,” jawab Qori.

Kali ini Gita nyaris nggak mampu menahan diri. Ingin rasanya ia melompat dan berteriak, kalau saja nggak ingat di mana dia berada sekarang. Ini benar-benar keajaiban. Qori naksir dia. Berita ini wajib diceritakan pada sohib-sohibnya.

Pukul setengah tujuh malam, semua persiapan sudah sempurna. Sekarang Qori naksir dia. Primadona sekolah itu menyukai gadis biasa seperti dia. Gita bernyanyi bahagia.

“Kamu nggak sedang melamun Git?” kata Intan sambil terkikik.

“Iya Git, jangan-jangan itu cuma halusinasi aja,” timpal Shafina.

Gita pura-pura merengut sambil berucap “Pendengaranku masih normal dan aku nggak bakalan cerita kalau tahu reaksi kalian begini”.

“Bukan begitu Git, Kalau benar Qori naksir kamu, kok bisa tenang-tenang aja sih?” kata Intan dan Shafina.

Ruth mencoba menengahi. “Kan Qori sendiri yang bilang dia sengaja jaga jarak biar surprise”.

“Udah deh, pokoknya mulai besok akan bakal jadi cewek paling bahagia di dunia,” ujar Gita tersenyum bahagia.

Keesokan harinya, bel rumah berbunyi. Dengan ceria Gita menghambur ke pintu, tapi ternyata yang datang Kak Adi, pacarnya mbak Enes. Keduanya lalu pergi, sementara Mama dan Papanya sudah berangkat ke acara resepsi. Di rumah hanya ada Gita dan mbak Tami.

Gita mulai tidang sabar. SEdari tadi sohib-sohibnya terus menelpon dan membuatnya tambah be te.

“Gita bangaun! Kok ketiduran di sini?” suara Mamanya terdengar sayup. Gita membuka matanya, ternyata Mama dan Papanya sudah pulang.

“O ya, Qori! Astaga, setengah sepuluh malam”Gita melonjak. Ternyata Qori tidak datang dari tadi. Gita mulai kebingungan.

Gita akhirnya ikut ajakan orang tuanya untuk mencari makan malam di luar.

“O ya Gita. Mama lupa cerita tentang cucunya Bu Nanda, padahal sudah sebulan lo. Kapan-kapan kamu main ke sana ya?” tiba-tiba Mamanya bercerita. Gita cuma mengangguk tanpa semangat.

Ketika melewati rumah Bu Nanda, Gita melihat seorang gadis cantik lekuar dari rumah diikuti seorang cowok. “Oh my god”, Gita terkejut bukan main. Berkali-kali dikedipkan matanya, berharap yang dilihatnya itu orang lain. Tapi sia-sia, cowok itu benar-benar Qori. Mereka berdua kelihatan akrab sekali.

Dengan gemetar Gita bertanya pada Mamanya, “siapa nama gadis itu Ma?

“Kebetulan namanya sama dengan kamu .... Gita,” jawab Mamanya.

Gita terkulai menyadari impiannya hancur oleh kebodohannya sendiri. Seharusnya ia mendengarkan ucapan sohibnya. Dan celakanya Gita terlanjur begitu berharap. Dia merasa marah, kecewa dan ... malu sekali.

Sosok Seorang Ayah..!!!

Bagi Anda khusus nya seorang anak perempuan, yang jauh dari kedua orang tua nya, baik sedang bekerja diperantauan, yang ikut suaminya merantau di luar kota atau luar negeri, yang sedang bersekolah maupun kuliah pasti akan sering merasa kangen sekali dengan Ibunya...

Lalu bagaimana dengan Ayah?
Mungkin karena Ibu lebih sering menelepon untuk menanyakan keadaanmu setiap hari,
tapi tahukah kamu, jika ternyata Ayah-lah yang mengingatkan Ibu untuk menelponmu?
Mungkin dulu sewaktu kamu kecil, Ibu-lah yang lebih sering mengajakmu bercerita atau berdongeng,
tapi tahukah kamu, bahwa sepulang Ayah bekerja dan dengan wajah lelah Ayah selalu menanyakan pada Ibu tentang kabarmu dan apa yang kau lakukan hari ini?
Di saat kamu masih seorang anak perempuan kecil...
 Ayah biasanya mengajari putri kecilnya naik sepeda. Dan setelah Ayah mengganggapmu bisa, Ayah akan melepaskan roda bantu di sepedamu...
Kemudian Ibu bilang : “Jangan dulu yah, jangan dilepas dulu roda bantunya” ,
Ibu takut putri manisnya terjatuh lalu terluka...
Tapi sadarkah kamu?
Bahwa Ayah dengan yakin akan membiarkanmu, menatapmu, dan menjagamu mengayuh sepeda dengan seksama karena dia tahu putri kecilnya PASTI BISA.
Pada saat kamu menangis merengek meminta boneka atau mainan yang baru, Ibu menatapmu iba.
Tetapi Ayah akan mengatakan dengan tegas : “Boleh, kita beli nanti, tapi tidak sekarang
Tahukah kamu, Ayah melakukan itu karena Ayah tidak ingin kamu menjadi anak yang manja dengan semua tuntutan yang selalu dapat dipenuhi?
Saat kamu sakit pilek, Ayah yang terlalu khawatir sampai kadang sedikit membentak dengan berkata :
“Sudah di bilang! kamu jangan minum air dingin!”.
Berbeda dengan Ibu yang memperhatikan dan menasihatimu dengan lembut.
Ketahuilah, saat itu Ayah benar-benar mengkhawatirkan keadaanmu.
Ketika kamu sudah beranjak remaja...
Kamu mulai menuntut pada Ayah untuk dapat izin keluar malam, dan Ayah bersikap tegas dan mengatakan: “Tidak boleh!”.
Tahukah kamu, bahwa Ayah melakukan itu untuk menjagamu?
Karena bagi Ayah, kamu adalah sesuatu yang sangat - sangat luar biasa berharga...
Setelah itu kamu marah pada Ayah, dan masuk ke kamar sambil membanting pintu...
Dan yang datang mengetok pintu dan membujukmu agar tidak marah adalah Ibu...
Tahukah kamu, bahwa saat itu Ayah memejamkan matanya dan menahan gejolak dalam batinnya, Bahwa Ayah sangat ingin mengikuti keinginanmu, Tapi lagi-lagi dia HARUS menjagamu...
Ketika saat seorang cowok mulai sering menelponmu, atau bahkan datang ke rumah untuk menemuimu, Ayah akan memasang wajah paling cool sedunia…. :)
Ayah sesekali menguping atau mengintip saat kamu sedang ngobrol berdua di ruang tamu..
Sadarkah kamu, kalau hati Ayah merasa cemburu?
Saat kamu mulai lebih dipercaya, dan Ayah melonggarkan sedikit peraturan, kamu di perkenankan bisa keluar rumah, namun memiliki batas. Namun kamu akan memaksa untuk melanggar jam malamnya.
Maka yang dilakukan Ayah adalah duduk di ruang tamu, dan menunggumu pulang dengan hati yang sangat khawatir...
Dan setelah perasaan khawatir itu berlarut – larut ketika itu pula ia melihat putri kecilnya pulang larut malam hati Ayah akan mengeras dan Ayah memarahimu...
Sadarkah kamu, bahwa itu karena hal yang sangat ditakuti Ayah akan segera datang?
“Bahwa putri kecilnya akan segera pergi meninggalkan nya”
Setelah lulus SMA, Ayah akan sedikit memaksamu untuk menjadi seorang Dokter atau Insinyur.
Ketahuilah, bahwa seluruh paksaan yang dilakukan Ayah itu semata - mata hanya karena memikirkan masa depanmu nanti...
Tapi toh Ayah tetap tersenyum dan mendukungmu saat pilihanmu tidak sesuai dengan keinginan Ayah...
Ketika kamu menjadi gadis dewasa...
Dan kamu harus pergi kuliah dikota lain...
Ayah terpaksa harus melepasmu pergi..
Tahukah kamu bahwa badan Ayah terasa kaku untuk memelukmu?
Ayah hanya tersenyum sambil memberi nasehat ini - itu, dan menyuruhmu untuk berhati-hati. .
Padahal Ayah ingin sekali menangis seperti Ibu dan memelukmu erat-erat.
Yang Ayah lakukan hanya menghapus sedikit air mata di sudut matanya, dan menepuk pundakmu berkata “Jaga dirimu baik-baik ya sayang”.
Ayah melakukan itu semua agar kamu KUAT, kuat untuk pergi dan menjadi dewasa.
Disaat kamu butuh uang untuk membiayai uang semester dan kehidupanmu, orang pertama yang mengerutkan kening adalah Ayah.
Ayah pasti berusaha keras mencari jalan agar anaknya bisa merasa sama dengan teman-temannya yang lain.
Ketika permintaanmu bukan lagi sekedar meminta boneka baru, dan Ayah tahu ia tidak bisa memberikan yang kamu inginkan...
Kata-kata yang keluar dari mulut Ayah adalah : “Tidak... Tidak bisa!”
Padahal dalam batin Ayah, Ia sangat ingin mengatakan “Iya sayang, nanti Ayah belikan untukmu”.
Tahukah kamu bahwa pada saat itu Ayah merasa gagal membuat anaknya tersenyum?
Saatnya kamu diwisuda sebagai seorang sarjana.
Ayah adalah orang pertama yang berdiri dan memberi tepuk tangan untukmu.
Ayah akan tersenyum dengan bangga dan puas melihat “putri kecilnya yang tidak manja berhasil tumbuh dewasa, dan telah menjadi seseorang”
Sampai saat seorang teman Lelakimu datang ke rumah dan meminta izin pada Ayah untuk mengambilmu darinya.
Ayah akan sangat berhati-hati memberikan izin..
Karena Ayah tahu..
Bahwa lelaki itulah yang akan menggantikan posisinya nanti.
Dan akhirnya..
Saat Ayah melihatmu duduk di Panggung Pelaminan bersama seseorang Lelaki yang di anggapnya pantas menggantikannya, Ayah pun tersenyum bahagia...
Apakah kamu mengetahui, di hari yang bahagia itu Ayah pergi kebelakang panggung sebentar, dan menangis?
Ayah menangis karena Ayah sangat berbahagia, kemudian Ayah berdoa...
Dalam lirih doanya kepada Tuhan, Ayah berkata: “Ya Allah tugasku telah selesai dengan baik...
Putri kecilku yang lucu dan kucintai telah menjadi wanita yang cantik...
Bahagiakanlah ia bersama suaminya...”
Setelah itu Ayah hanya bisa menunggu kedatanganmu bersama cucu-cucunya yang sesekali datang untuk menjenguk...
Dengan rambut yang telah semakin memutih...
Dan badan serta lengan yang tak lagi kuat untuk menjagamu dari bahaya...
Ayah telah menyelesaikan tugasnya...
Papa, Ayah, Bapak, atau Abah kita...
Adalah sosok yang harus selalu terlihat kuat...
Bahkan ketika dia tidak kuat,ia tetap memutuskan untuk tidak menangis...
Dia harus terlihat tegas bahkan saat dia ingin memanjakanmu...
Dan dia adalah orang pertama yang selalu yakin bahwa “KAMU BISA” dalam segala hal...

Hmm... buat anda semua khusus nya bagi wanita, apakah anda menyadari apa yang dilakukan ayah tersebut? Pasti jawaban nya tidak.. Karna itu lah sosok seorang ayah yang kemuliaan nya sulit untuk di lihat karna tertutupi oleh ketegasan nya. 
Dan berbahagialah kita yang masih memiliki seorang Ayah, jangan selalu berprasangka buruk..
Karna tidak sedikit diantra kita yang saat ini tidak mendapatkan kasih sayang seorang Ayah, jika demikian kita sebagai seorang anak doakan lah ia agar bahagia disisinya...
Percayalah bahwa saat ini ayah sangat merindukan kita apa lagi kita yang jauh dari nya...
Mungkin jika saya bertanya  :
“Sudahkah Anda menelpon/SMS pacar anda hari ini??? Hmm...saya sangat yakin pasti jawabannya sudah...” begitu juga jika saya bertanya : “Sudahkah anda menelpon/SMS Ibu??? Kemungkinan besar sudah, pastilah pacar aja udah ya ngak friend??”.
Namun Sudahkah anda menelpon/ SMS Ayah hari ini??  Jika belum, ayo..!!! mari kita telpon minimal kita SMS tanya kabar nya buatlah ia tersenyum. Karna inilah waktu nya jangan mengulur waktu bisa saja ini kesempatan terakhir  kita untuk membuatnya tersenyum dan menangis dalam kebahagiaan..
Ucapkan kalau anda “menyayangi dan merindukannya...”
Kita bisa bayangkan betapa bahagianya ia mendengar ucapan itu...

Seorang gadis kecil yang berhati mulia dan mengatur pemakamannya sendiri.


Kisah tentang seorang gadis kecil cantik yang memiliki sepasang bola mata yang indah dan hati yang lugu polos. Dia adalah seorang yatim piatu dan hanya sempat hidup di dunia ini selama delapan tahun. Satu kalimat terakhir yang ia tinggalkan di batu nisannya adalah saya pernah datang dan saya sangat penurut. Anak ini rela melepaskan pengobatan, padahal sebelumnya dia telah memiliki dana pengobatan sebanyak 540.000 dolar yang didapat dari perkumpulan orang Tionghua di seluruh dunia. Dana tersebut dibagikan kepada tujuh anak kecil yang juga sedang berjuang menghadapi kematian.
Begitu lahir dia sudah tidak mengetahui siapa orangtua kandungnya. Dia hanya memiliki seorang papa yang mengadopsinya. Papanya berumur 30 tahun yang bertempat tinggal di provinsi She Cuan kecamatan Suang Liu, kota Sang Xin Zhen Yun Ya Chun Er Cu. Karena miskin, maka selama ini ia tidak menemukan pasangan hidupnya. Kalau masih harus mengadopsi anak kecil ini, mungkin tidak ada lagi orang yang mau dilamar olehnya. Pada tanggal 30 November 1996, tanggal 20 bulan 10 imlek, adalah saat dimana papanya menemukan anak kecil tersebut diatas hamparan rumput, disanalah papanya menemukan seorang bayi kecil yang sedang kedinginan. Pada saat menemukan anak ini, di dadanya terdapat selembar kartu kecil tertulis, “20 November jam 12″.

Melihat anak kecil ini menangis dengan suara tangisannya sudah mulai melemah. Papanya berpikir kalau tidak ada orang yang memperhatikannya, maka kapan saja bayi ini bisa meninggal. Dengan berat hati papanya memeluk bayi tersebut, dengan menghela nafas dan berkata, “saya makan apa, maka kamu juga ikut apa yang saya makan”. Kemudian papanya memberikan dia nama Yu Yuan.
Ini adalah kisah seorang pemuda yang belum menikah yang membesarkan seorang anak, tidak ada Asi dan juga tidak mampu membeli susu bubuk, hanya mampu memberi makan bayi tersebut dengan air tajin (air beras). Karena itu, dari kecil anak ini tumbuh menjadi lemah dan sakit-sakitan. Tetapi, anak ini sangat penurut dan sangat patuh. Musim silih berganti, Yu Yuan pun tumbuh dan bertambah besar serta memiliki kepintaran yang luar biasa. Para tetangga sering memuji Yu Yuan sangat pintar dan mereka sangat menyukai Yu Yuan. Di tengah ketakutan dan kecemasan papanya, Yu Yuan pelan-pelan tumbuh dewasa.
Yu Yuan yang hidup dalam kesusahan memang luar biasa. Mulai dari umur lima tahun, dia sudah membantu papa mengerjakan pekerjaan rumah: mencuci baju, memasak nasi, dan memotong rumput. Setiap hal dia kerjakan dengan baik. Dia sadar dia berbeda dengan anak-anak lain. Anak-anak lain memiliki sepasang orang tua, sedangkan dia hanya memiliki seorang papa. Keluarga ini hanya mengandalkan dia dan papa yang saling menopang. Dia harus menjadi seorang anak yang penurut dan tidak boleh membuat papa menjadi sedih dan marah.

Pada saat dia masuk sekolah dasar, dia sendiri sudah sangat mengerti, harus giat belajar dan menjadi juara di sekolah. Inilah yang bisa membuat papanya yang tidak berpendidikan menjadi bangga di desanya. Dia tidak pernah mengecewakan papanya, dia pun bernyanyi untuk papanya. Setiap hal yang lucu yang terjadi di
sekolahnya diceritakan kepada papanya. Kadang-kadang dia bisa nakal dengan mengeluarkan soal-soal yang susah untuk menguji papanya.
Setiap kali melihat senyuman papanya, dia merasa puas dan bahagia. Walaupun tidak seperti anak-anak lain yang memiliki mama, tetapi bisa hidup bahagia dengan papa, ia sudah sangat berbahagia.

Mulai dari bulan Mei 2005 Yu Yuan mulai mengalami mimisan. Pada suatu pagi saat Yu Yuan sedang mencuci muka, ia menyadari bahwa air cuci mukanya sudah penuh dengan darah yang ternyata berasal dari hidungnya. Dengan berbagai cara, ia tidak bisa menghentikan pendarahan tersebut, sehingga papanya membawa Yu Yuan ke puskesmas desa untuk disuntik. Tetapi sayangnya dari bekas suntikan itu juga mengerluarkan darah dan tidak mau berhenti. Di pahanya mulai bermunculan bintik-bintik merah. Dokter tersebut menyarankan papanya untuk membawa Yu Yuan ke rumah sakit untuk diperiksa. Begitu tiba di rumah sakit, Yu Yuan tidak mendapatkan nomor karena antrian sudah panjang. Yu Yuan hanya bisa duduk sendiri di kursi yang panjang untuk menutupi hidungnya. Darah yang keluar dari hidungnya bagaikan air yang terus mengalir dan memerahi lantai. Karena papanya merasa tidak enak, kemudian mengambil sebuah baskom kecil untuk menampung darah yang keluar dari hidung Yu Yuan. Tidak sampai sepuluh menit, baskom yang kecil tersebut sudah penuh berisi darah yang keluar dari hidung Yu Yuan.
Dokter yang melihat keadaaan ini cepat-cepat membawa Yu Yuan untuk diperiksa. Setelah diperiksa, dokter menyatakan bahwa Yu Yuan terkena leukimia ganas.
Pengobatan penyakit tersebut sangat mahal yang memerlukan biaya sebesar 300.000$. Papanya mulai cemas melihat anaknya yang terbaring lemah di ranjang. Papanya hanya memiliki satu niat, yaitu menyelamatkan anaknya. Dengan berbagai cara meminjam uang ke sanak saudara dan teman, tetapi uang yang terkumpul sangatlah sedikit. Papanya akhirnya mengambil keputusan untuk menjual rumahnya yang merupakan harta satu-satunya. Tapi karena rumahnya terlalu kumuh, dalam waktu yang singkat tidak bisa menemukan seorang pembeli.

Melihat mata papanya yang sedih dan pipi yang kian hari kian kurus, dalam hati Yu Yuan merasa sedih. Pada suatu hari Yu Yuan menarik tangan papanya, air mata pun mengalir di kala kata-kata belum sempat terlontar. “Papa saya ingin mati”.
Papanya dengan pandangan yang kaget melihat Yu Yuan, “Kamu baru berumur 8 tahun, kenapa mau mati?”.
“Saya adalah anak yang dipungut, semua orang berkata nyawa saya tak berharga, tidaklah cocok dengan penyakit ini, biarlah saya keluar dari rumah sakit ini.”
Pada tanggal 18 Juni, Yu Yuan mewakili papanya yang tidak mengenal huruf, menandatangani surat keterangan pelepasan perawatan. Anak yang berumur delapan tahun itu pun mengatur segala sesuatu yang berhubungan dengan pemakamannya sendiri. Hari itu juga setelah pulang ke rumah, Yu Yuan yang sejak kecil tidak pernah memiliki permintaan, meminta dua permohonan kepada papanya. Dia ingin memakai baju baru dan berfoto. Yu Yuan berkata kepada papanya, “Setelah saya tidak ada, kalau papa merindukan saya lihatlah foto ini”.

Hari kedua, papanya menyuruh bibi menemani Yu Yuan pergi ke kota dan membeli baju baru. Yu Yuan sendirilah yang memilih baju yang dibelinya. Bibinya memilihkan satu rok yang berwarna putih dengan corak bintik-bintik merah.
Kemudian mereka bertiga tiba di sebuah studio foto. Yu Yuan kemudian memakai baju barunya dengan pose secantik mungkin dan berjuang untuk tersenyum. Bagaimanapun ia berusaha tersenyum, pada akhirnya juga tidak bisa menahan air matanya yang mengalir keluar.

Kalau bukan karena seorang wartawan Chuan Yuan yang bekerja di surat kabar Cheng Du Wan Bao, Yu Yuan akan seperti selembar daun yang lepas dari pohon dan hilang ditiup angin. Setelah mengetahui keadaan Yu Yuan dari rumah sakit, Chuan Yuan kemudian menuliskan sebuah laporan, menceritakan kisah Yu Yuan secara detail. Cerita tentang anak yang berumur 8 tahun yang mengatur pemakamaannya sendiri akhirnya menyebar ke seluruh kota Rong Cheng. Banyak orang-orang yang tergugah oleh seorang anak kecil yang sakit ini, dari ibu kota sampai satu negara bahkan sampai ke seluruh dunia. Mereka mengirim e-mail ke seluruh dunia untuk menggalang dana bagi anak ini.
Hanya dalam waktu sepuluh hari, dari perkumpulan orang Tionghoa di dunia saja telah mengumpulkan 560.000 dolar. Biaya operasi pun telah tercukupi.
Setelah itu, pengumuman penggalangan dana dihentikan, tetapi dana terus mengalir dari seluruh dunia. Dana pun telah tersedia dan para dokter sudah siap untuk mengobati Yu Yuan. Satu demi satu gerbang kesulitan pengobatan juga telah dilewati. Semua orang menunggu hari suksesnya Yu Yuan. Ada seorang teman di-email bahkan menulis, “Yu Yuan anakku yang tercinta saya mengharapkan kesembuhanmu dan keluar dari rumah sakit. Saya mendoakanmu cepat kembali ke sekolah. Saya mendambakanmu bisa tumbuh besar dan sehat. Yu Yuan anakku tercinta.”

Pada tanggal 21 Juni, Yu Yuan yang telah melepaskan pengobatan dan menunggu kematian akhirnya dibawa kembali ke ibu kota. Dana yang sudah terkumpul, membuat jiwa yang lemah ini memiliki harapan dan alasan untuk terus bertahan hidup. Yu Yuan akhirnya menerima pengobatan dan dia sangat menderita di dalam sebuah pintu kaca tempat dia berobat. Yu Yuan kemudian berbaring di ranjang untuk diinfus.
Ketegaran anak kecil ini membuat semua orang kagum padanya. Dokter yang menangani dia, Shii Min berkata bahwa dalam perjalanan proses terapi akan mendatangkan mual yang sangat hebat. Pada permulaan terapi Yu Yuan sering sekali muntah. Tetapi Yu Yuan tidak pernah mengeluh. Pada saat pertama kali melakukan pemeriksaan sumsum tulang belakang, jarum suntik ditusukkan dari depan dadanya, tetapi Yu Yuan tidak menangis dan juga tidak berteriak, bahkan tidak meneteskan air mata. Pada saat dokter Shii Min menawarkan Yu Yuan untuk menjadi anak perermpuannya, air mata Yu Yuan pun mengalir tak terbendung.

Hari kedua saat dokter Shii Min datang, Yu Yuan dengan malu-malu memanggil dengan sebutan Shii Mama. Pertama kalinya mendengar suara itu, Shii Min kaget, kemudian dengan tersenyum menjawab, “Anak yang baik”.
Semua orang mendambakan sebuah keajaiban dan menunggu momen dimana Yu Yuan hidup dan sembuh kembali. Banyak masyarakat datang untuk menjenguk Yu Yuan dan banyak orang menanyakan kabar Yu Yuan dari e-mail. Selama dua bulan Yu Yuan melakukan terapi dan telah berjuang menerobos sembilan pintu maut. Pernah mengalami pendarahan di pencernaan dan selalu selamat dari bencana. Sampai akhirnya darah putih dari tubuh Yu Yuan sudah bisa terkontrol. Semua orang pun menunggu kabar baik dari kesembuhan Yu Yuan.

Tetapi efek samping yang dikeluarkan oleh obat-obat terapi sangatlah menakutkan, apalagi dibandingkan dengan anak-anak leukemia yang lain. Fisik Yu Yuan jauh sangat lemah. Setelah melewati operasi tersebut fisik Yu Yuan semakin lemah.

Pada tanggal 20 Agustus Yu Yuan bertanya kepada wartawan Fu Yuan, “Tante, kenapa mereka mau menyumbang dana untuk saya?
Wartawan tersebut menjawab, “Karena mereka semua adalah orang yang baik hati”.
Yu Yuan kemudian berkata, “Tante saya juga mau menjadi orang yang baik hati”.
Wartawan itu lalu menjawab, “Kamu memang orang yang baik. Orang baik harus saling membantu agar bisa berubah menjadi semakin baik.”
Yu Yuan dari bawah bantal tidurnya mengambil sebuah buku, dan diberikan kepada ke Fu Yuan. “Tante ini adalah surat wasiat saya.”
Fu yuan kaget, sekali membuka dan melihat surat tersebut ternyata Yu Yuan telah mengatur tentang pemakamannya sendiri. Ini adalah seorang anak yang berumur delapan tahun yang sedang menghadapi sebuah kematian dan di atas ranjang menulis tiga halaman surat wasiat dan dibagi menjadi enam bagian, dengan pembukaan, “Tante Fu Yuan”, dan diakhiri dengan, “Selamat tinggal Tante Fu Yuan.”

Dalam satu artikel itu nama Fu Yuan muncul tujuh kali dan masih ada sembilan sebutan singkat tante wartawan. Di belakang ada enam belas sebutan dan ini adalah kata setelah Yu Yuan meninggal. Tolong… dan dia juga ingin menyatakan terima kasih serta selamat tinggal kepada orang- orang yang selama ini telah memperhatikan dia lewat surat kabar, “Sampai jumpa tante, kita berjumpa lagi dalam mimpi. Tolong jaga papa saya. Sedikit dari dana pengobatan ini bisa dibagikan kepada sekolah saya dan katakan ini juga pada pemimpin palang merah. Setelah saya meninggal, biaya pengobatan itu dibagikan kepada orang-orang yang sakit seperti saya, biar mereka lekas sembuh.” Surat wasiat ini membuat Fu Yuan tidak bisa menahan tangis yang membasahi pipinya. “Saya pernah datang, saya sangat patuh,” demikianlah kata-kata yang keluar dari bibir Yu Yuan.

Pada tanggal 22 agustus, karena pendarahan di pencernaan hampir satu bulan, Yu Yuan tidak bisa makan dan hanya bisa mengandalkan infus untuk bertahan hidup. Mula-mulanya berusaha mencuri makan, Yu Yuan mengambil mie instan dan memakannya. Hal ini membuat pendarahan di pencernaan Yu Yuan semakin parah. Dokter dan perawat pun secepatnya memberikan pertolongan darurat dan memberi infus dan transfer darah setelah melihat pendarahan Yu Yuan yang sangat hebat. Dokter dan para perawat pun ikut menangis.
Semua orang ingin membantu meringankan pederitaannya. Tetapi tetap tidak bisa membantunya. Yu Yuan yang telah menderita karena penyakit tersebut akhirnya meninggal dunia. Semua orang tidak bisa menerima kenyataan gadis kecil yang cantik lagi suci yang berhati mulia. Ia telah pergi ke dunia lain.
Di kecamatan She Chuan, sebuah email pun dipenuhi tangisan menghantar kepergian Yu Yuan. Banyak yang mengirimkan ucapan turut berduka cita dengan karangan bunga yang ditumpuk setinggi gunung. Ada seorang pemuda berkata dengan pelan “Anak kecil, kamu sebenarnya adalah ‘malaikat kecil’ di atas langit, kepakkanlah kedua sayapmu. Terbanglah…. ”
Pada tanggal 26 Agustus, pemakaman Yu Yuan dilaksanakan saat hujan gerimis. Di depan rumah duka, banyak orang-orang berdiri dan menangis mengantar kepergian Yu Yuan. Mereka adalah papa mama Yu Yuan yang tidak dikenal oleh Yu Yuan semasa hidupnya. Demi Yu Yuan yang menderita karena leukemia dan melepaskan pengobatan demi orang lain, maka datanglah papa mama dari berbagai daerah yang diam-diam mengantarkan kepergian Yu Yuan.

Di depan makamnya terdapat selembar foto Yu Yuan yang sedang tertawa. Di atas batu nisannya tertulis, “Aku pernah datang dan aku sangat patuh” (30 Nov 1996 – 22 Agust 2005). Di belakangnya terukir perjalanan singkat riwayat hidup Yu Yuan.
Sesuai pesan dari Yu Yuan, sisa dana 540.000 dolar tersebut disumbangkan kepada anak-anak penderita luekimia lainnya. Tujuh anak yang menerima bantuan dana Yu Yuan itu adalah : Shii Li, Huang Zhi Qiang, Liu Ling Lu, Zhang Yu Jie, Gao Jian, Wang Jie. Tujuh anak kecil yang kasihan ini semua berasal dari keluarga tidak mampu. Mereka adalah anak-anak miskin yang berjuang melawan kematian.

Pada tanggal 24 September, anak pertama yang menerima bantuan dari Yu Yuan di Rumah Sakit Hua Xi berhasil melakukan operasi. Senyuman yang mengambang pun terlukis di raut wajah anak tersebut. “Saya telah menerima bantuan dari kehidupanmu, terima kasih adik Yu Yuan kamu pasti sedang melihat kami di atas sana. Jangan risau, kelak di batu nisan, kami juga akan mengukirnya dengan kata-kata “Aku pernah datang dan aku sangat patuh”.

Kesimpulan:
Demikianlah sebuah kisah yang sangat menggugah hati kita. Seorang anak kecil yang berjuang bertahan hidup dan akhirnya harus menghadapi kematian akibat sakit yang dideritanya. Dengan kepolosan dan ketulusan serta baktinya kepada orangtuanya, akhirnya mendapatkan respon yang luar biasa dari kalangan dunia.
Walaupun hidup serba kekurangan, dia bisa memberikan kasihnya terhadap sesama. Ini contoh bagi kita untuk mampu melakukan hal yang sama, berbuat sesuatu yang bermakna bagi sesama, dan memberikan sedikit kehangatan dan perhatian kepada orang yang membutuhkan. Pribadi dan hati seperti inilah yang dinamakan pribadi seorang Pengasih.

Selasa, 22 Januari 2013

mengharukan

Andre dan Sherly adalah sepasang kekasih yang serasi walaupun keduanya berasal dari keluarga yang jauh berbeda latar belakangnya. Keluarga Sherly berasal dari keluarga kaya raya dan serba berkecukupan, sedangkan keluarga Andre hanyalah keluarga seorang petani miskin yang menggantungkan kehidupannya pada tanah sewaan.
Dalam kehidupan mereka berdua, Andre sangat mencintai Sherly. Andre telah melipat 1000 buah burung kertas untuk Sherly dan Sherly kemudian menggantungkan burung-burung kertas tersebut pada kamarnya. Dalam tiap burung kertas tersebut Andre telah menuliskan harapannya kepada Sherly. Banyak sekali harapan yang telah Andre ungkapkan kepada Sherly. “Semoga kita selalu saling mengasihi satu sama lain”,”Semoga Tuhan melindungi Sherly dari bahaya”,”Semoga kita mendapatkan kehidupan yang bahagia”,dsb. Semua harapan itu telah disimbolkan dalam burung kertas yang diberikan kepada Sherly.
Suatu hari Andre melipat burung kertasnya yang ke 1001. Burung itu dilipat dengan kertas transparan sehingga kelihatan sangat berbeda dengan burung-burung kertas yang lain. Ketika memberikan burung kertas ini, Andre berkata kepada Sherly:
“Sherly, ini burung kertasku yang ke 1001. Dalam burung kertas ini aku mengharapkan adanya kejujuran dan keterbukaan antara aku dan kamu. Aku akan segera melamarmu dan kita akan segera menikah. Semoga kita dapat mencintai sampai kita menjadi kakek nenek dan sampai Tuhan memanggil kita berdua ! “
Saat mendengar Andre berkata demikian, menangislah Sherly. Ia berkata kepada Andre:
“Ndre, senang sekali aku mendengar semua itu, tetapi aku sekarang telah memutuskan untuk tidak menikah denganmu karena aku butuh uang dan kekayaan seperti kata orang tuaku!”
Saat mendengar itu Andre pun bak disambar geledek. Ia kemudian mulai marah kepada Sherly. Ia mengatai Sherly matre, orang tak berperasaan, kejam, dan sebagainya. Dan Akhirnya Andre meninggalkan Sherly menangis seorang diri.
Andre mulai terbakar semangatnya. Ia pun bertekad dalam dirinya bahwa ia harus sukses dan hidup berhasil. Sikap Sherly dijadikannya cambuk untuk maju dan maju. Dalam Sebulan usaha Andre menunjukkan hasilnya. Ia diangkat menjadi kepala cabang di mana ia bekerja dan dalam setahun ia telah diangkat menjadi manajer sebuah perusahaan yang bonafide dan tak lama kemudian ia mempunyai 50% saham dari perusahaan itu. Sekarang tak seorangpun tak kenal Andre, ia adalah bintang kesuksesan.
Suatu hari Andre pun berkeliling kota dengan mobil barunya. Tiba-tiba dilihatnya sepasang suami-istri tua tengah berjalan di dalam derasnya hujan. Suami istri itu kelihatan lusuh dan tidak terawat. Andre pun penasaran dan mendekati suami istri itu dengan mobilnya dan ia mendapati bahwa suami istri itu adalah orang tua Sherly.
Andre mulai berpikir untuk memberi pelajaran kepada kedua orang itu, tetapi hati nuraninya melarangnya sangat kuat. Andre membatalkan niatnya dan ia membuntuti kemana perginya orang tua Sherly.
Andre sangat terkejut ketika didapati orang tua Sherly memasuki sebuah makam yang dipenuhi dengan burung kertas. Ia pun semakin terkejut ketika ia mendapati foto Sherly dalam makam itu. Andre pun bergegas turun dari mobilnya dan berlari ke arah makam Sherly untuk menemui orang tua Sherly.
Orang tua Sherly pun berkata kepada Andre:
”Ndre, sekarang kami jatuh miskin. Harta kami habis untuk biaya pengobatan Sherly yang terkena kanker rahim ganas. Sherly menitipkan sebuah surat kepada kami untuk diberikan kepadamu jika kami bertemu denganmu.”
Orang tua Sherly menyerahkan sepucuk surat kumal kepada Andre.
Andre membaca surat itu.
“Ndre, maafkan aku. Aku terpaksa membohongimu. Aku terkena kanker rahim ganas yang tak mungkin disembuhkan. Aku tak mungkin mengatakan hal ini saat itu, karena jika itu aku lakukan, aku akan membuatmu jatuh dalam kehidupan sentimentil yang penuh keputus-asaan yang akan membawa hidupmu pada kehancuran. Aku tahu semua tabiatmu Ndre, karena itu aku lakukan ini. Aku mencintaimu Ndree……….. “
Setelah membaca surat itu, menangislah Andre. Ia telah berprasangka terhadap Sherly begitu kejamnya. Ia pun mulai merasakan betapa hati Sherly teriris-iris ketika ia mencemoohnya, mengatainya matre, kejam dan tak berperasaan. Ia merasakan betapa Sherly kesepian seorang diri dalam kesakitannya hingga maut menjemputnya, betapa Sherly mengharapkan kehadirannya di saat-saat penuh penderitaan itu. Tetapi ia lebih memilih untuk menganggap Sherly sebagai orang matre tak berperasan. Sherly telah berkorban untuknya agar ia tidak jatuh dalam keputusasaan dan kehancuran.

ingat

Tahukah sahabat?
Kita lahir dengan 2 mata dan 2 telinga, tapi kita hanya diberi 1 buah mulut.
kenapa?
Karena mulut adalah senjata yang sangat tajam.
Mulut bisa menyakiti, bisa menggoda, bisa menimbulkan perselisihan, pertegkaran, bahkan bi...sa membunuh dan menimbulkan peperangan.
Karena itu, bicaralah sesedikit mungkin namun lihat dan dengarlah sebanyak-banyaknya.

Rasulullah bersabda : "Siapa yang menjamin untukku mampu menjaga antara kumis dan jenggotnya ( lisannya ), antara kedua kakinya ( kemaluanya ), aku jamin baginya surga”. (HR Bukhari)

puisi patah hati


SEBERKAS KENANGAN MANIS
Puisi Erik Hidayat

Hari demi hari terus berlalu melewati siang dan malam
Hingga tak terasa aroma nostalgia kembali bersemi dan
mewangi mengharumi bulan Agustus ini.
Ya… bulan yang telah banyak menyimpan angan dan kenangan
Bersamamu. Ingatkah kamu?

Wahai yang kurindu;
Ketika pertama kali kita bertemu, berjanji dan bersatu.
Seakan dunia ini hanya milik kita berdua,
Seakan alam pun berdendang ria, memandang kita ceria
Bahkan aku sempat berfikir bahwa aku terlahir ke dunia ini
Hanya untuk membuatmu bahagi, ya…membuatmu bahagia!
Sehingga apapun yang kamu inginkan,
Aku selalu berusaha keras agar dapat memberikannya,
meski terkadang harus ku korbankan segenap jiwa ragaku,
meski aku harus menderita, kecewa, dan luka!
Ya… sekalipun langit mendung, gelap malam untukku.

Wahai belahan jiwaku, masih ingatkah kamu?
Ketika kita bernyanyi bersama di sore itu,
Kau tersenyum mesra padaku. Mungkin itu,
Senyum pertama dan senyum termanis yang pernah kulihat
Seakan hasratku merekah dan hatiku tergugah untuk
Membelaimu dibawah naungan gemerlapnya bintang-gemintang,
Dan indahnya sinar bulan. Ingatkah kamu?
Ketika kita makan malam bersama di malam itu,
kau menatapku dengan sorot matamu yang berbinar.
Sepertinya bias bening bola matamu mampu
merubah gelap gulitanya malam menjadi fajar yang cerah.
Dan disitu pula, Kuberikan serangkaian bunga-bunga indah
sebagai tanda kasih sayangku padamu, ingatkah kamu?

Wahai Sariku, itu hanya seberkas kenangan manisku
Yang masih terkemas rapi dalam setiap ingatanku
Meski terkadang aku harus sedih, jerih dan letih
mengikuti liku hidupku, tapi seberkas kenangan manis kan terkenang slalu
Sariku, semua ini hanyalah puisi penghibur kalbu
yang mungkin dapat melebur keruhnya suasana di
batinku, yang kini tengah pilu meratapi kisah cintaku,
bersamamu.
Entah apa yang bakal terjadi lagi?
yang tersirat dalam garis tanganku
Akau hanya bisa berdo’a, semoga Tuhan
mendengar keluhan dan harapanku. Wahai Sariku,
semua ini hanyalah kata-kata, tapi ini lebih indah
dari bintang-bintang di angkasa.
Ya…ketika seberkas kenangan manisku teringat kembali olehku,
di bulan agustus ini, yang mungkin akan menjadi kelabu…

Copyright © Erik Hidayat
PESONA BUNGA YANG SIRNA
Puisi Erick Hidayat

Tangisan dari harapan
dan goresan dari ingatan,
kini menjelma kembali di lubuk hati.
Ya...ketika pertama kali aku mengagumi
kepolosan dan kemurnian dari setangkai bunga yang wangi.

Dua musim kulalui bersamanya dalam ikatan janji
saling menyayangi. Siang dan malam pun kunikmati
seiring dengan warna-warni bumi.
Wanginya yang khas senantiasa hiasi
hari-hariku menjadi jauh lebih berarti.
Oh…betapa bahagianya hati ini.

Namun, seiring dengan waktu berlalu.
Rasa sayangku pada bunga itu perlahan-lahan memudar.
Segala corak dan warna yang dulu sempat kukagumi pun seketika sirna.
Karena dia. Ya...karena dia telah mengkhianati janji
dan kesetiaan yang selama ini kukemas rapi dalam hati.
Sunggguh aku tak mengerti. Betapa mudahnya ia melepas diri
setelah sekian lama aku merawat dan menjaganya sepenuh hati.

Aku tak mampu menahan pedihnya luka ini.
Hingga akhirnya aku pasrah diri. Dan berjanji
untuk meninggalkannya. Karena tak mungkin,
tak mungkin aku menghirup kembali
aroma bunga yang sudah tidak wangi lagi.
Tak mungkin aku bisa menjamah lagi
tangkai bunga yang sudah dipenuhi duri.

Mugkin suatu saat nanti dia akan mengerti,
dia akan menyesali atas durinya yang telah menyakiti.
Itupun jika ia masih memiliki hati nurani.
Dan, andai saja nanti
Aku menemukan kembali bunga yang wangi,
Kuharap corak dan warnanya jauh lebih berarti.
dan wanginya kan slalu abadi dalam hati.

Copyright © Erick Hidayat 
SEMBILU MENUSUK QALBU
Puisi Arif Ilham

Aku disini terdiam kaku,
Tersentak tanpa kata,
Seakan dunia gelap oleh kabut malam,
Cahaya matahari pun hilang ditelannya,
Ku mencintai bukan membenci, namun,,

Ketika ku coba tuk memahami arti CINTA sebenarnya,
Kenapa hanya lirih luka yang ku dapat..?
Kini kucoba untuk merajut kembali kapas putih itu,
Ketika rajutan itu akan utuh kau hancurkan dengan sebuah bambu yang teramat tajam,
Kau cabik-cabik seolah tak punya perasaan,,

Aku hanya bisa membisu melihatnya,
Seakan pasrah dengan semua yang kulihat,
Mungkin ini karna kumencintai,
Tapi bukan aku yang dicintai,
Semoga kau bahagia dengan lukaku ini,
Semoga kau tenang dengan penderitaan hatiku ini,
Sesungguhnya Tuhan melihat,
Mendengar dan merasakan apa yang ku rasa dia tak diam,
Tapi dia selalu mendengar doa ku,

Senin, 21 Januari 2013

puisi cinta

PERJALANAN 15 MENIT
Dalam 15 putaran jarum jam menit.
Aku tetap duduk disini.
selama 15 menit, mulut ini terkunci.
tanpa tahu berapa lagi waktu yang dibutuhkan.
untuk membuka dan membiarkan mulut ini bebas.

Jalur khatulistiwa, tetap ada disana.
meskipun waktu berganti.
jalur khatulistiwa takkan bergeser.

Dalam putaran waktu,
ku coba bersahabat dan berteman dengan waktu.
Rangkaian kata yang tersusun, mulai melemah.
dan Dua bola mata ku.
terus melihat kearah sosoknya.
sosok yang duduk bersandar ditempat itu.

15 menit hanya terdiam.
namun ku menikmatinya.
perubahan waktu bersamanya.
dalam diam, dan sepasang bola mata.
ku coba mengerti dirinya.

CINTA ANAK BENGKEL
Aku hampa tampamu.
Ibarat baut tampa nut.
Seperti pulley tampa V-belt.
Ku ingin kau selalu ada di sisiku.
Sebagai motor penggerak jantungku yang sudah tak bergerak!
Kan ku las separuh hatimu dan separuh hatiku,,
agar hati kita selalu menyatu, dan gag kan ada yang dapat mematahkannya.
Kan ku hapus karat'' derita di setiap sudut hatimu dengan STP-AP 75..
Kan ku gembok pintu hatimu,
agar tak ada seorangpun yang dapat masuk ke dalam hatimu, selain aku.
Wahai peri kecilku.
Aku bukan siapa-siapa.
Aku hanya seorang anak bengkel.
Tapi ku berjanji kan ku buat harimu menjadi lebih indah.
Pada Kamu
oleh: Andri Rusly

Aku melihat suara lewat matamu
Saat bibirmu tertutup rapat
Tapi jelas membuatku makin
menatapmu bersama degup jantungku
yang tak pernah menentu…

Apa pernah kamu mendengar cinta
yang tak bersuara meneriakkan
manisnya kesedihan ?
itulah aku yang ada di kamu
pada sebilah cinta
yang tlah menggores hati
sedalam dalamnya …

Aku melihat suara lewat senyummu
saat matamu terjemahkan rindu
hmm…aku kian terpesona pada indahnya
kamu..
pada cantiknya
kamu

Aku melihat suara setiap saat
lewat segalamu
tentang kamu


Cinta Tersirat
puisi Andri Rusly

Di terangnya purnama
Kau beri aku cerita
Dengan irama genggaman jemari lentik
Pada jemariku
Setiap sesinya begitu indah
Ciptakan gemuruh
Hingga darahku mendidih

Ah,
Temeramnya terang purnamapun
terpancar sampai ke wajahmu
manakala kau tersenyum
bangkitkan mataku tuk menembus
peraduan hati
tempat dimana segala cerita
bertutur cinta
dengan kesyahduannya

Di terangnya purnama
Aku dan kamu
Telah terjalin irama kasmarannya jiwa
Yang kan berjalan telusuri
Setiap titian aral dan lara
Pada muara yang belum terlihat nyata


Sejati Cintamu
puisi Andri Rusly

Detik perdetik
Selalu ada cinta dibalik namamu
Kian kutelaah
Malah semakin kentara saja
Aku terjerembab
Aku terjerumus
Pada jurang kerinduan
Ah, ternyata masih dari balik namamu
Hingga selalu ada cinta
Kian detik ini

Tak bisa kuberlari tuk menghindar
Sampai kau dapat persembahkan aku
Cinta yang kentara dari balik namamu
Tapi rasanya tak sanggup
kuperbuat lain
selain dari kamu
Cintamu…
Kian detik ini

Sayang,
Pada saatnya nanti
Tiada ada nama lain
Dibalik nama cinta
Adalah namamu
Nama cinta
dialah kamu….


Look ! Eyes Have Been Said A Love
puisi Ilham Ramadhan

Kamu yang sekarang memenuhi relung hatiku.
Kamu yang sekarang menghias mimpi-mimpi kelamku.
Kamu yang mewarnai kehidupanku.
Kamu yang menorehkan kenangan dikepalaku.

Langit diatas berbisik kekelaman kepadaku.
Memenuhi telinga halusku akan godaan memilikimu.
Tak sanggup menolak, namun tak bisa juga menerima.
Langit tetap setia membisikkan hal itu bahkan ketika aku berkelana di
alam mimpi.
Sungguh suatu kesetiaan yang sudah lama kunantikan.

Aku tertunduk ketika tahu hanya bisa berharap.
Aku terdiam ketika memahami bahwa cinta tak mesti memiliki.
Melepasmu tertawa bersama yang lain.
Merelakanmu mencintai yang lain.

Tampakkah dimataku ketika menatapmu, ketika berbicara padamu ?
Tampakkah cinta disetiap tawa yang coba aku hadirkan padamu?
Tatap, pahami dan resapi.
Hatiku remuk, namun demi kamu aku rela.

Cinta yang kurasakan tak sempat terungkap.
Bagai kayu yang tak sempat memohon ketika api memanjakannya.
Cinta yang kurasakan tak sempat terbalas.
Bagai tumbuhan yang tak sempat merasakan lembutnya air hujan.


When I'm Missing You
puisi Ilham Ramadhan

Kangen yang tak berujung menghampiri hati.
Rindu yang tak berdosa menyambangi jiwa.
Terdiam.
Aku kembali terdiam.

Pertemuan singkat tadi melegakan jiwa.
Dinginnya hati kembali menghangat melihat sosok dirimu.
Hanya obrolan singkat yang keluar dari mulutku.
Menahan hasrat ingin memeluk dirimu.

Ketika kangen.
Sampaikanlah pada malam.
Ketika rindu.
Sampaikanlah pada angin.

Malam yang setia akan menyampaikan kangen.
Angin yang tenang menyejukkan akan menyampaikan rindu.
Rindu yang kurasakan bermekaran tanpa meminta pupuk.
Rindu yang kualami tumbuh tanpa meminta aliran air.

Jemariku mengeluarkan hasrat rindu.
Kata-kata kurangkai mengalirkan hasrat rindu.
Lidahku sunyi menahan siksaan hasrat rindu.
Pikiranku penuh memuat hasrat rindu.

Aku rindu kamu.
Aku kangen kamu.
Tak ada keraguan atas itu.
Yakinlah,
seyakin cintaku yang mencintaimu . . .


Love = Cinta
puisi Ilham Ramadhan

Jamahlah rinduku yang tertuang di lepas malam ini.
Hirup wangi cinta yang semerbak mewangi mengiringi rindu.
Bayang wajahmu menghiasi relung hatiku.
Mewarnai sukma pemandangan jiwa.

Rasa yang dulu terkubur ntah dimana.
Kini bangkit.
Khayalku tak mampu menerka mengapa itu bisa terjadi.
Aku hanya tahu, aku cinta kamu.

Jalinan cinta kita yang suci tanpa noda.
Terhiasi bulir-bulir kenangan indah.
Bersama kita lewati jalan romansa ini.
Taklukkan halang rintang yang setia menemani.

Rembesan hujan tadi menjadi saksi bisu.
Kecupan hangat kuhaturkan untuk menenangkan hatimu.
Menyalurkan cinta.
Menawarkan keraguan hati.

Dengarkanlah bisik hatiku.
Pahamilah bisik hatiku.
Rasakanlah bisik hatiku, dan
Sambutlah bisik hatiku.

Bersama kita tanam benih cinta ini.
Menuai bersama ketika semi datang.
Bertahan saat gugur menyapa.
Mendinginkan ketika panas menyentuh, dan
Menghangatkan saat dingin memeluk.

Ketika ragu menghampiri.
Percayalah aku akan menyeka keraguan itu.
Ketika luka menggoresmu.
Percayalah aku yang memegang penawar luka itu.

Ketahuilah,
Mengertilah,
Tetapkanlah, bahwa
Love = Cinta . . .

ketika cinta pergi dan kembali

Bel pulang sekolah berbunyi, dan teman-temanku berhamburan keluar kelas. Aku masih duduk di bangku, karena kalau baru bel pasti koridor utama ramai. Setelah sepi ,aku baru keluar kelas. Baru jalan belum ada sepuluh langkah dari kelas Udin temen sekelas aku manggil dari arah belakang.

“Ayu ,di cariin tuh sama Trio.“ kata Udin
“mau ngapain?” singkatku
“ya mana gua tau, ditunggu dilapangan“ jelas Udin
“ogah ah, panas-panas gini ngapain dilapangan?“ aku menolak ,karena emang siang itu panas banget.

“katanya mau ngomong penting ,buru iih entar gua yang kena marah” jawab Udin dengan nada memohon.

“yang butuh siapa? Dia kan ,ngapain gua yang repot” timpaku dengan nada cuek. Udin pun langsung pergi begitu saja tanpa basa-basi lagi.

Trio adalah pacarku, kita jadian baru empat mingguan. Aku kenal Trio dari kakak kelas aku ,dan juga deket karena kakak kelas aku itu. Perkenalan kami sangat singkat dan dia langsung nyatain begitu saja tentang perasaannya, awalnya aku ngga percaya tapi karena udah ada satu bulan aku ngga berhasil ngelupain mantan aku, akhirnya aku terima dia sebagai pacarku. Awalnya hubungan aku dengan Trio berjalan baik-baik saja ,tapi setelah tiga minggu berlalu ada yang aneh dengannya. Kecurigaanku terbukti,dia punya cewe lagi yang sebaya dengannya. Aku tau dari temenku,Duma yang ngga sengaja ngeliat Trio sedang berboncengan dengan temennya Duma. Lalu Duma tanya ke cewe itu dan ternyata benar dia udah jadian dengan Trio lebih dari sebulan, namanya Diah. Esoknya Duma bilang ke aku, dan aku langsung shock banget, antara percaya dan engga. Sejak awal memang temen cewe sekelasku ngga ada yang setuju aku jadian sama Trio, terlebih Jeje dan Mira akan tetapi mereka tahu alasanku buat trima Trio jadi pacarku. 

Setelah aku sampai di gerbang sekolah, aku melihat Trio sedang duduk di atas motornya di seberang jalan. Saat itu di halte sekolah masih ramai, Trio melajukan motornya ke arahku dan berhenti di depanku. Dia mengajakku pulang, awalnya aku ngga mau tapi dia menarik tangan aku. Dan akupun di antarnya pulang, tapi di tengah jalan dia memelankan laju motornya dan berhenti. Saat itu aku bertanya-tanya pada diriku sendiri, dan aku berusaha menguatkan mentalku untuk bisa nerima semua yang akan diucapkannya. Yang paling ngga bisa kupercaya, dia hanya melihatku dan setelah itu melajukan lagi motornya. Aku makin bingung dengan yang dilakukannya, sangat aneh. Sesampainya di depan rumah, dia kembali menatapku dan dia bilang “aku emang punya cewe lain selain kamu” aku shock banget, dia bilang langsung di depanku. Bisa bayangin kan gimana rasanya, saat itu aku hanya bisa diam menahan tangis. Lalu dia peluk aku dan berkata “keputusan ada dikamu ,aku akan terima apapun hukumannya. Tapi kamu perlu tau, aku sayang banget sama kamu” aku langsung lari kedalam rumah masuk ke kamar dan menguncinya. Tangisku tumpah begitu saja, sedih ,benci ,sakit ,dan rasa ngga percaya semua jadi satu. 

Setelah kejadian itu, aku minta pindah ke Bogor dengan mamah, dan mamah mengizinkannya. Semua surat-surat sudah diurus, dan tiba di hari kebebrangkatan. Teman-temanku banyak yang mengirimku pesan karena aku tidak berpamitan terlebih dulu. Semua temanku ngga setuju aku pindah karena masalah dengan pacar. Pesan-pesan dari mereka isinya seperti ini

Ayu ngpain pindah si bei?ga asik banget.”
Ayu ga sayang ma kita2 yah? Knp pindah ?
Ayu sabar yah ,pasti Tuhan akan kasih yg trbaik kok J.

Tapi kalau aku masih tetap disana, aku hanya akan merasa sakit.
Waktu terus berjalan ,hingga suatu hari temanku bilang kalau Trio sudah putus dengan Diah. Aku senang, karena sampai saat ini juga aku masih sayang dengan Trio. Dan doaku selama ini terkabul, terima kasih Tuhan telah mengabulkan doa-doaku. Liburan menjelang kenaikan kelaspun tiba, aku pulang ke tanah kelahiranku untuk bertemu teman-teman lama, keluarga dan sangat berharap bisa bertemu dengan Trio. 
Aku punya waktu liburan satu minggu. Dan entah Trio tau dari siapa, tiba-tiba saja dia ada di depan rumah aku. Aku keluar dengan terheran-heran

 “kaka ngapain kesini?” tanyaku dengan heran
“mau ketemu kamu, masih marah sama aku?” katanya
“tau dari siapa aku pulang?” jawabku dengan nada cuek, siapa yang ngga marah kalo diduain.
Dia tidak menjawab apa-apa dan hanya langsung memelukku dengan erat seakan ngga mau aku pergi darinya lagi. Dia bilang 
“aku sayang banget sama kamu, tolong maafin aku, aku tau dulu aku salah. Please terima aku lagi seperti dulu“ suaranya sangat lembut, dan hanya seperti sebuah bisikan. Dan akhirnya aku menerimanya jadi pacarku lagi. Kalimat itu adalah sebuah kalimat yang sangat ingin kudengar lagi darinya, dan kini jadi sebuah kenyataan dan bukan mimpi.
Kami ada sepasang kekasih yang belum lama ini jadian yah kira-kira baru 6 bulan kami berpacaran,kami melanjutkan sebuah study di sebuah universitas dan kota yang berbeda,bisa di bilang hubungan kami jarak jauh,aku melanjutkan study di sebuah universitas di bali sedangkan kekasihku di sebuah universitas di Jakarta.Selama 6 bulan berpacaran memang kami jarang bertemu maklum kami kenal dari sebuah situs jejaring social dimana waktu itu oktober hampir awal November 2011 sih.

Awal kenal perasaanku terhadapnya biasa saja tak ada yang istimewa di hari kedua kami mengobrol tanpa sengaja kami bertukar nomor ponsel awalnya aku sih yang minta nomor ponselnya aku kira bakal tidak di beritahu tapi ternyata sebaliknya,mulai saat itu kami lebih sering mengobrol via handphone dimana kami sering bertukar informasi dan hal lainnya,hingga suatu saat entah mengapa ia menyatakan sebuah perasaanya kepadaku.

Tapi saat itu aku belum tau apa jawabannya hingga aku meminta waktu untuk memikirkannya tepat tanggal 14 november 2011 aku menerima sebuah cinta seorang wanita yang hari demi hari mulai aku saying hingga aku sendiri takut kehilangannya.Hubungan kami juga tak selalu bahagia saat itu pernah terjadi konflik antara kami dimana dirinya mempersalahkan sebuah masalah yang berujung pertengkaran yang cukup heboh,dimana karena keadaan itu diriku sempat mengalami sakit karena memikirkan masalah ini.

Aku juga memiliki seorang teman lebih dari teman bagiku sudah seperti kakak ku sendiri,dia mencoba membantu untuk menyelesaikan masalah kami tetapi saat itu permasalahan seperti sebuah arang yang akan memercikan api yang sangat besar.Kami seperti tidak ada yang mau mengalah maklum sifat kami sama-sama keras,hingga suatu saat sebuah keputusan aku ambil untuk menyelesaikan sebuah masalah yang ingin segera aku selesaikan karena aku pusing dengan masalah ini.

Tetapi masih ada titik terang antara hubungan kami yang tidak berakhir dengan perpisahan,karena hubungan kami saat itu masih terlalu dini untuk berpisah aku mulai berusaha meyakinkan dirinya bahwa aku benar-benar menyayanginya dan ingin serius menjalin hubungan dengannya.Kami mulai akrab satu sama lainnya baik aku dengan kk angkatku maupun kekasihku dengan kk angkatku.Bisa di bilang kami bertiga memang mulai akrab perlahan meski kami terpisah jarak.

Kira-kira hubungan kami berjalan 3 bulan ada sebuah hal yang membuatku kesal dengan dirinya karena ada seorang yang memanggil dirinya(kekasihku)dengan sapaan sayang,langsung saja aku sempat menaruh curiga apakah aku di duakannya apakah aku yang benar-benar menyayanginya akan di hianatinya,aku mencoba mulai bertanya kepadanya tapi saat itu aku tak puas dengan jawabannya dan aku sendiri sedang emosi karena cemburu dengannya.Hingga sikapku perlahan berubah terhadapnya,aku mulai bersikap acuh kepadanya sewaktu dia mengirim pesan singkatpun aku membalasnya dengan rasa yang gak karuan,hingga tak sadar aku telah membuatnya menangis tetapi perasaanku saat itu memang lagi kesal tapi di samping itu aku juga merasa tidak enak dengannya karena membuatnya menangis.

Akhirnya aku mencoba tidak bersikap egois karena dengan sikapku begini masalah tidak akan selesai mungkin bertambah buruk akhirnya aku mendengarkan penjelasannya,dimana ia menjelaskan sambil menangis yang memang membuat hatiku luluh dan mencoba memaafkannya,dan meminta maaf  karena sifatku yang egois dan cemburuan terhadapnya,akhirnya aku mencoba bersikap seperti hari-hari biasanya karena aku juga tak ingin membuatnya menangis lagi.Bulan demi bulan pun kami lalui dengan rasa saling percaya satu sama lain hingga sekarang kami masih tetap percaya meski kami terpisah jarak yang jauh tetapi kami mencoba yakin kami saling menyayangi dan memang tidak ada yang lain di hati kami berdua.

Sekian kisah ini mungkin lain kali saya akan bercerita lebih panjang dengan sambungan kisah ini.untuk saat ini kisah ini bersambung disini….

cerita cinta

Aku masih ingat kisah  tragis yang menimpa pada seorang perempuan yang berasal dari desa kelahiranku. Kak Prika (bukan nama aslinya) nama sapaan yang biasa kami panggil sehari-hari. Orangnya tinggi, langsing, warna kulitnya sawo matang, rambutnya lurus dan panjang sepunggung.
Dia mempunyai seorang cowok yang lumayan ganteng, berasal dari salah satu kecamatan yang dekat dengan kecamatan aku yaitu kecamatan kembang Tanjong Kabupaten Pidie.
Hubungan mereka berjalan dengan lancar dan baik-baik saja, bahkan waktu itu sudah direncanakan untuk acara pertunangan. Dikarenakan ada terjadi baku tembak di hutan dekat desa ku, akhirnya jadwal pertunangannya dibatalkan untuk sementara waktu, diakibatkan banyaknya para tentara yang ganas-ganas dan kejam-kejam melakukan patroli di seputaran desa ku.
Dua hari setelah terjadi insiden baku tembak, dikirimlah sekelompok orang yang menggunakan baju loreng, wajah mereka serem, tapi senyuman mereka bisa memikat para semua perempuan.
Mereka dikenal dengan pasukan rajawali, tapi dari tampang mereka, kayaknya bercampur-campur, kebanyakan berasal dari pasukan khusus (terkenal dengan nama KOPASSUS). Itu yang disebut-sebut oleh kebanyakan masyarakat Aceh. Mereka ditempatkan di sebuah bangunan kosong (sekarang sudah menjadi kantor Urusan Agama), tepatnya di pusat pasar kecamatan simpang tiga.
Satu minggu berjalan tugas mereka di kecamatan simpang tiga, suasana aman-aman saja, bahkan mereka sangat dekat dengan masyarakat. Maklum waktu itu sudah masuk masa Darurat Sipil, yang dicetus oleh Buk Megawati SoekarnoPutri. Darurat Sipil tujuannya untuk membasmi para masyarakat biasa yang membantu para pemberontak di Aceh.
Karena kondisi aman-aman saja, kerjaan mereka sehari hari adalah masuk ke desa-desa dan sering merayu para gadis-gadis desa yang kebanyakannya cantik-cantik. Tidak ada orang yang berani melarang untuk tidak mengganggu anak gadisnya, malah dituntut untuk senyum dan ramah terhadap mereka.
Ada beberapa gadis desa yang berhasil dirayu dan dibawa ke markas mereka, termasuk kak Prika. Setiap Hari (sore hari) disuruh datang ke markas, hanya untuk menghibur mereka yang sedang kesepian.
Aku pernah melihat dengan mata sendiri, bahwa dibelakang markas mereka ada dibuat sebuah bar mini, terdapat banyak minuman berakohol. Para gadis desa yang datang itu, langsung dibawa ke belakang di bar mini yang sederhana itu.
Canda dan tawa terdapat diantara para tentara dan gadis-gadis desa, sekali-kali meneguk minuman haram itu, sampai pikiran dan nafsu tidak terkendalikan lagi, termasuk kak Prika. Dia sampai tidak mengingat lagi akan cowoknya yang sangat setia kepadanya.
Kak Prika dan beberapa gadis desa itu telah hilang kendali dan semakin ketagihan, maklumkan saja, minuman keras memang bisa menghilangkan pikiran yang normal menjadi tidak normal dan menjurus ke hal yang negatif.
Mabuk akibat minuman keras tersebut, telah menghilangkan barang yang berharga dari tubuh kak Prika dan beberapa gadis desa.
Hal itu mereka sadari setelah tiba di rumahnya masing-masing. Tetesan air mata mengalir tanpa henti di wajah kak Prika.
Keluarganya tidak ada yang tahu bahwa kak Prika tidak perawan lagi. Wajah pucat dan rasa takut yang nampak diraut wajahnya. kejadian tersebut sangatlah disesali dan kekhawatiran mulai muncul dipikirannya, apakah aku akan hamil???
Keesokan harinya, kak Prika langusng berjumpa dengan cowoknya. Kak Prika ternyata orangnya sangat jujur, dia menjelaskan terhadap apa yang telah menimpa pada dirinya. Tapi, kak Prika sangat berharap kalau cowoknya mau menikah dengannya, dia sangat menyesali atas perbuatan yang telah diperbuatnya dan akan berjanji tidak mengulangi lagi.
“Nasi telah menjadi bubur, dan bubur pun telah menjadi basi”, harapan dan penyesalan kak Prika tidak diterima oleh cowoknya. kak Prika hanya menerima satu kalimat yang keluar dari mulur cowoknya, “Kamu telah terluka, Hatiku jadi terluka”.
Kemudian cowoknya tanpa berkata apa-apa lagi, langsung pulang dan meninggalkan kakak itu sendiri.
Semua telah terlanjur, sore harinya seperti biasa kak Prika menuju ke pos tentara tersebut. Bertemu dengan salah satu tentara yang bersamanya sore kemarin pada saat bermabuk-mabukan. Kak Prika sangat berharap kalau tentara itu mau menikahinya, harapannya ternyata dikabulkan oleh tentara itu. Aku akan menikahimu bulan depan, kata tentara itu di depan teman-temannya dan gadis-gadis desa yang lain.
Ternyata, Keluarga kak Prika berpandangan lain. Semua itu salah kak Prika karena tidak mengatakan hal yang sebenarnya kepada keluarganya.
Karena dilihat sikap kak Prika semakin aneh, maka keluarganya mencari cara untuk mencegah kak Prika supaya tidak datang lagi ke pos tentara tersebut. Apalagi orang-orang kampung telah menegur dan mencemo’ohkannya.
Beberapa hari kemudian, akhirnya keluarga kak Prika menemukan solusi untuk mencegahnya supaya tidak datang lagi ke pos tersebut.
Hari itu juga, sekitar pukul 11.00 wib, kak Prika diikat oleh keluarganya disebuah kursi dan diletakkan di depan halaman rumah. Aku dan beberapa warga lain sangat sedih dan terkejut atas sikap keluarganya itu. Rambut kak Prika digunting-gunting oleh keluarganya tidak dengan sewajarnya, tidak rapi, berserakan (seperti orang gila) dan sangat pendek.
Setelah selesai dipotong, kemudian kak Prika dilepaskan ikatannya dan disuruh mandi. Selang beberapa jam kemudian, tepatnya sekitar jam 15.00 wib, timbullah sebuah pikiran dan inisiatif untuk membunuh diri. kak Prika menuju ke belakang rumah dan mengambil sebuah botol yang berisi racun pembasmi hama (yang digunakan oleh keluarga untuk pembasmi hama di sawah), lalu diminumnya sampai habis. Adiknya langsung berteriak dan meminta tolong untuk bisa membantu kakaknya yang telah meminum racun hama. Ternyata kak Prika tidak mau ditolong oleh siapapun lagi, dia lari sekuat tenaga menuju ke sebuah kebun kosong, disitu bapaknya dikuburkan. Ketika kak Prika melihat kami menuju kesitu, dia lari lagi menuju ke perbatasan desa. disitulah kak Prika lemas dan muntah-muntah. Kami segera mengangkat Kak Prika membawa ke sebuah rumah warga desa, lalu segera dibawa ke Rumah Sakit Umum Kota Sigli.
Astagfirullah, Innalillahi wa Inna Ilaihi Raji’un…nyawanya tidak bisa diselamatkan lagi. setengah perjalanan menuju ke Rumah Sakit, kak Prika meninggal dunia.
Keluarganya sangat menyesal atas perlakukan kepada kak Prika yang tidak baik. Tapi apa yang hendak dikata, ajalnya hanya sampai disitu. Perjalanan hidup yang sangat menyedihkan.
Tahun 2004 yang lalu, Ketika Tsunami melanda daerah Aceh, seluruh keluarganya meninggal dunia. Karena terkena Tsunami di Kota Banda Aceh.
Mudah-mudahan Allah mengampuni dirinya dan keluarganya dan menerima segala amal baiknya selam hidup di dunia.
*Saya menceritakan kisah nyata perjalanan seorang perempuan (salah seorang warga desa saya) bukan untuk membuka iabnya, akan tetapi untuk kita ambil hikmah dari cerita tersebut. Semoga bagi Orang Tua, perempuan dan siapapun itu, bisa lebih berhati-hati dalam menjalankan hidup ini. Semoga Allah selalu menjaga dan melindungi, dan menyelamatkan Iman kita di Dunia dan akhirat nanti. amin*

Jumat, 18 Januari 2013

untuk sahabat








Sobat...
Maafkanlah aku..
Mungkin aku khilaf
Mungkin aku pernah melupakanmu

Sobat...
Maafkanlah aku...
Terkadang aku tak mempedulikanmu
Atau bahkan asyik dengan kesenanganku sendiri

Saat ini ku tersadar
Bahwa kaulah sobat seperjuanganku
Yang senantiasa menopangku
Menggandeng tanganku

Kau telah memberi warna dalam hidupku
Kaulah yang selalu siap menghibur hatiku
Kau adalah sobat setiaku
Harta berharga karunia Ilahi

Maafkanlah aku sobat
Aku berjanji akan lebih menghargaimu
Semoga kau mau memaafkan diriku
Terimakasih sobat...

====================================

Perhatianmu Sobat

Perhatianmu Sobat...
Sungguh menyentuh hatiku
Menggema dalam kalbuku
Membangunkanku dari tidur ku

Perhatianmu Sobat...
Sungguh luar biasa
Tak ternilai...berjuta rasanya
Tak dapat diungkapkan dengan kata-kata

Perhatianmu Sobat...
Bahkan terkadang melebihi orang terdekat sekalipun
Kau mengerti isi hatiku
Meskipun tak terucap oleh mulutku

Terimakasih Sobat...
Kau membuat hidupku lebih berwarna
Kau menambah indahnya pelangi di hidupku
Yah...kau selalu menjadi malaikat kecil yang diutus oleh Nya untuk menolongku

Terimakasih Sobat...
Semoga Yang Maha Kuasa membalas semua kebaikanmu
Yang tulus keluar dari hatimu
Terimakasih Sobat...

====================================

Satu Hati

Sungguh indah tali persahabatan ini
seperti jalinan warna dalam indahnya pelangi
Bunga-bunga pun menyanyikan melodi
Menyemarakan suasana ini

Canda tawa mengiringi kasih kita
Badai topan kita terjang bersama
Bersatu hati melangkah bergandengan tangan
Berjalan bersama satu visi

Mari sobat!
Melangkahlah bersama-sama
Satukan hati dan pikiran
Menjalankan misi kita
Membangun dunia baru

Penuh cinta dan kasih
Hingga semakin banyak jiwa
Boleh mengalami kasih-Nya
Yang memulihkan dan memperbaruhi

Jadilah seperti lilin-lilin kecil
Yang menyala terang menerangi dunia Walaupun kecil
Sahabat, kehadiranmu sungguh berarti
Tuk menerangi hati yang gelap gulita
Tenggelam oleh arus zaman

Teruslah menyala...
Hangatkanlah dunia...
Dengan terangmu, oh sobatku

====================================

Sahabat

Sahabat...
Ada dalam suka dan duka
Saat tertawa ataupun menangis
Saat terdiam ataupun marah

Sahabat...
Kau warnai hidupku
Kau berikan rasa dalam hatiku
Bahkan kau sinari aku dengan kasihmu

Sahabat...
Canda tawamu menghiasi sanubariku
Bayangan dirimu selalu terbawa sampai tidurku
Beruntungnya diriku memilikimu

Sahabat...
Kukirimkan tanda kasih ini
Sebagai pengikat tali persaudaraan kita
Yang tak akan pernah terputus
Sampai kapan pun jua

Terima kasih sahabat
Doaku selalu mengiringi langkah kita
Berjalan bersama indahnya waktu
Membentuk mutiara persahabatan


Nah itulah beberapa kumpulan Puisi Untuk Sahabat Sejati yang semoga saja bisa bermakna untuk para pembaca

"Pernahkah kau mencintaiku seperti aku mencintaimu?"

"Pernahkah kau mencintaiku seperti aku mencintaimu?"
kata-kata itu selalu ia ucapkan pada kekasihnya itu.
Gadis itu benar-benar mencintai seseorang yang sepantasnya ia pangil paman.
Begitu cintanya ia kepada laki-laki itu sampai ia rela lakukan apa saja asal bisa bersama denganya.
Tidak perduli dengan apapun.
"Aku mencintaimu, tapi maaf tidak bisa menikahimu."
Entahlah.
Berkali-kali laki-laki itu mengucapkan kata cinta tetap saja banyak keraguan didalam hati gadis itu. Dalam benaknya hanya terpikir kalau laki-laki itu hanya ingi mempermaninkanya.
"Kau tahu aku milik orang lain, tapi mengapa tetap memaksakan hubungan ini?"
gadis kecil itu tidak pernah bisa menjawab, mengapa ia selalu memaksakan hubungan yang sudah jelas akhirnya. hanya sebuah kalimat kecil yang selalu menyertai jawabanya. "Karena aku cinta."
Hari dimana mereka harus berpisah semakin dekat. hari itu begitu menyakitkan untuk gadis itu. ia selalu memohon pada kekasihnya agar selalu menemaninya di hari-hari terakhirnya bersama kekasihnya itu.
"Temani aku ya, tiga hari ini saja. setelah itu semuanya berakhir."
kekasihnya tidak pernah menjawab iya ataupun tidak. hanya seperti mengantungkan harapan pada gadis itu.
"Kalau bukan karena cinta." gadis itu mulai meneteskan air mata "Temanilah aku karena kau kasihan padaku."
Tapi entah mengapa kekasihnya tetap saja tidak bisa menemaninya, bahakan hingga hari terakhir dia berada disana kekasihnya tetap diam dan tidak menemuinya.
"Mengapa kau seperti ini kepadaku? apakah aku benar-benar tidak ada artinya untukmu. apakah tidak ada sedikitpun cinta untukku. mengapa kau tidak mau menemuiku. padahal esok kita akan berpisah."
Entah sudah berapa banyak air mata yang telah ia buang untuk kekasihnya itu. ia merasa saat ini cintanya pada laki-laki itu benar-benar tidak ada artinya. sedikitpun laki-laki itu tidak perduli dengan perasaanya.
Kini ia hanya tinggal menghitung jam sampai pagi menjelang dan semuanya berakhir.
"Tuhan, mengapa aku begitu tidak ikhlas kehilangannya. Padahal Engkau sudah memperingatkanku untuk jangan mencintainya. Bahkan akupun tahu dia takan pernah menjadi milikku."
Jarum panjang pada jam dinding itu masih terus berputar. dan entah mengapa lajunya semakin cepat. Beberapa saat kemudian handphone gadis itu berdering.
"Aku didepan rumahmu, keluarlah."
gadis itu berlari kencang keluar rumah, berharap kali ini benar-benar kekasihnya yang ada diluar sana.
Ya, memang dia. berdiri menunduk didepan mobilnya. entahlah, wajahnya tak begitu nampak. apaka dia sedih atau senang gadis itu tidak pernah tahu.
Jam menunjukan pukul 11.45 pm. Malam ini terasa begitu dingin, tapi gadis itu hanya berlari pergi mengejar kekasihnya hanya dengan sedal jepit dan celana pendek serta baju tipisnya.
"Kau tidak ada baju lain?"
gadis itu hanya menggeleng.
"Kenapa tidak pakai jaket?"
"Semuanya sudah kumasukan dalam koper."
Dia masih tetap diam. tidak banyak kata yang dia ucapkan malam itu.
"Kau tidak mau memelukku?" gadis itu menatap kekasihnya pelan.
"Tidak."
"Kenapa?"
"Tidak ada."
"Kau tidak mencintaiku?"
"Aku cinta padamu."
"Tapi mengapa kau terus menyakitiku?"
"Karena kau juga menyakitiku."
"Aku, menyakitimu? apa, apa yang membuatmu tersakiti."
"Sudahlah, kita ganti topik saja!!" wajah laki-laki itu tampak sedikit marah dan kesal.
"Kau tidak pernah menyayangiku. kau lebih suka melihatku menangis kan." air mata itu sudah terlalu sering dibendung. air matanya sudah tidak tertahan lagi. semua yang ia rasakan pada kekasihnya ia katakan begitu saja tanpa perduli dengan apapun.
"Kau senang aku pergi, karena kau bisa dengan mudah dapatkan pengantiku."
semuanya, semuanya sudah diucapkan. bahkan gadis itupun lupa apa yang tadi ia ucapkan pada kekasihnya.
"Ya semuanya benar!!" laki-laki itu tampak begitu marah. " Kau benar, aku tidak mencintaimu, tidak menyayangimu, aku hanya memanfaatkanmu, dan ya semuanya benar bahwa aku hanya orang jahat. kau puas!!!"
kemudian laki-laki itu pergi meninggalkan gadis itu tanpa seutas senyumpun untuknya.
matahari mulai nampak. koper-koper itu tampak begitu besar dan berat. Semua kawan-kawannya sudah bersiap didepan rumah hanya tiggal gadis itu.
"Datanglah sebentar saja kerumahku. Sebentar saja." air mata itu terus mengalir. "Kumohon."
"Aku tidak bisa. aku harus bekerja."
"Sebentar saja."
kekasihnya tidak banyak bicara dan segera mematikan telponya.
Sesaat kemudian sebuah pesan singat masuk ke handphonenya.
Maaf aku tidak bisa datang.
Pulanglah.
Suatu hari nanti aku pasti akan menemuimu.
aku mencintaimu.
Kenapa begitu. kenapa laki-laki itu begitu jahat pada gadis itu.
yang bisa dilakukan gadis itu hanyalah memohon agar kekasihnya bisa datang.
tapi tetap, kekasihnya tidak pernah datang.
"Tuhan, aku benar-benar tidak ikhlas dengan semua ini. kalau Kau sayang padaku, Tuhan. tunjukan padaku kalau dia benar-benar mencintaiku. Perlihatkan padaku kalau ada aku dihatinya."
Bus itu melaju cepat menuju Airport, hinga Doaaaaaaarrrrrrr.... sebuah kecelakan besar menumbangkan bus itu.
4 dari 13 orang penumpangnya mengalama cedera berat, termasuk gadis itu. 7 buah mobil ambulan datang dengan cepat dan mengantarkan mereka ke rumah sakit terdekat.
gadis itu tampak tidak merasakan apa-apa padahal lukanyalah yang paling berat. dia hanya terbaring diam melihat keadaan disekitarnya. hinga seseorang datang dengan berlari dan segera memeluknya.
"Apa yang terjadi padamu?"
gadis itu tetap dia, kini dia bisa merasakan lukanya, begitu sakit, pedih dan sangat menyiksa.
"Dengarkan aku. semuanya akan baik-baik saja. dokter akan menolongmu."
wajah laki-laki itu tampak begitu khawatir.
"Aku, tidak ingin pergi." suara gadis itu terbata-bata "Tidak ingin meninggalakanmu."
"Kau tidak akan pernah meningalkanku dan aku tidak akan pernah meninggalkanmu."
"Sa-kit... disini sakit." gadis itu mengengam dadanya kencang, seraya mengisyaratkan sesuatu.
"Semuanya akan baik-baik saja. aku tidak akan meningalkanmu."
gadis itu mulai tersenyum tipis.
"Kau mau kita berpisah kan, sekarang kita akan berpisah. Tuhan tidak mau kita bersama. Dia ingin aku menemaniNya. karena kau tidak bisa menemaniku." Senyum gadis itu semakin melebar tapi wajahnya masih tampak kesakitan. "Kau mau aku pulang kan, aku akan pulang tapi kau tidak bisa menemuiku lagi."
laki-laki itu hanya terdiam. matanya mulai memerah.entah apa yang kini bergejolak dihatinya. begitu pedih dan menyakit.
"Sayang, Pernahkah Kau mencintaiku seperti aku mencintaimu?"
tubuh gadis ini begitu dingin. denyut nadi dan detak jantungnya mulai tak terdengar. darah segar masih terus mengucur dari hidung dan kepalanya. dan senyum manisnya dibibirnya menemani matanya yang kini mulai tertutup.
Entahlah harus berapa kali kukatakan bahwa aku mencintaimu.
Entahlah apa yang harus kulakukan agar kau percaya aku menyayangimu.
Kau tahu kita takkan pernah bisa bersama, tapi kau terus memaksakan semuanya.
Kau tahu aku tidak akan bisa melihatmu pergi tapi kau terus memaksaku untuk datang.
Sekarang kau benar-benar meningalkanku dan berkata bahwa aku bahagia tanpamu.
Penahkah aku mencinkaimu seperti kau mencitaiku?
Aku pernah mencintaimu, dan akan selalu mencintaimu dan cintaku lebih besar dari cintamu kepadaku