Bel
pulang sekolah berbunyi, dan teman-temanku berhamburan keluar kelas.
Aku masih duduk di bangku, karena kalau baru bel pasti koridor utama
ramai. Setelah sepi ,aku baru keluar kelas. Baru jalan belum ada sepuluh
langkah dari kelas Udin temen sekelas aku manggil dari arah belakang.
“Ayu ,di cariin tuh sama Trio.“ kata Udin
“mau ngapain?” singkatku
“ya mana gua tau, ditunggu dilapangan“ jelas Udin
“ogah ah, panas-panas gini ngapain dilapangan?“ aku menolak ,karena emang siang itu panas banget.
“katanya mau ngomong penting ,buru iih entar gua yang kena marah” jawab Udin dengan nada memohon.
“yang butuh siapa? Dia kan ,ngapain gua yang repot” timpaku dengan nada cuek. Udin pun langsung pergi begitu saja tanpa basa-basi lagi.
Trio adalah pacarku, kita jadian baru empat mingguan. Aku
kenal Trio dari kakak kelas aku ,dan juga deket karena kakak kelas aku
itu. Perkenalan kami sangat singkat dan dia langsung nyatain begitu saja
tentang perasaannya, awalnya aku ngga percaya tapi karena udah ada satu
bulan aku ngga berhasil ngelupain mantan aku, akhirnya aku terima dia
sebagai pacarku. Awalnya hubungan aku dengan Trio berjalan baik-baik
saja ,tapi setelah tiga minggu berlalu ada yang aneh dengannya.
Kecurigaanku terbukti,dia punya cewe lagi yang sebaya dengannya. Aku tau
dari temenku,Duma yang ngga sengaja ngeliat Trio sedang berboncengan
dengan temennya Duma. Lalu Duma tanya ke cewe itu dan ternyata benar dia
udah jadian dengan Trio lebih dari sebulan, namanya Diah. Esoknya Duma
bilang ke aku, dan aku langsung shock banget, antara percaya dan engga.
Sejak awal memang temen cewe sekelasku ngga ada yang setuju aku jadian
sama Trio, terlebih Jeje dan Mira akan tetapi mereka tahu alasanku buat
trima Trio jadi pacarku.
Setelah
aku sampai di gerbang sekolah, aku melihat Trio sedang duduk di atas
motornya di seberang jalan. Saat itu di halte sekolah masih ramai, Trio
melajukan motornya ke arahku dan berhenti di depanku. Dia mengajakku
pulang, awalnya aku ngga mau tapi dia menarik tangan aku. Dan akupun di
antarnya pulang, tapi di tengah jalan dia memelankan laju motornya dan
berhenti. Saat itu aku bertanya-tanya pada diriku sendiri, dan aku
berusaha menguatkan mentalku untuk bisa nerima semua yang akan
diucapkannya. Yang paling ngga bisa kupercaya, dia hanya
melihatku dan setelah itu melajukan lagi motornya. Aku makin bingung
dengan yang dilakukannya, sangat aneh. Sesampainya di depan rumah, dia
kembali menatapku dan dia bilang “aku emang punya cewe lain selain kamu”
aku shock banget, dia bilang langsung di depanku. Bisa bayangin kan
gimana rasanya, saat itu aku hanya bisa diam menahan tangis. Lalu dia
peluk aku dan berkata “keputusan ada dikamu ,aku akan terima apapun
hukumannya. Tapi kamu perlu tau, aku sayang banget sama
kamu” aku langsung lari kedalam rumah masuk ke kamar dan menguncinya.
Tangisku tumpah begitu saja, sedih ,benci ,sakit ,dan rasa ngga percaya
semua jadi satu.
Setelah
kejadian itu, aku minta pindah ke Bogor dengan mamah, dan mamah
mengizinkannya. Semua surat-surat sudah diurus, dan tiba di hari
kebebrangkatan. Teman-temanku banyak yang mengirimku pesan karena aku
tidak berpamitan terlebih dulu. Semua temanku ngga setuju aku pindah
karena masalah dengan pacar. Pesan-pesan dari mereka isinya seperti ini
“Ayu ngpain pindah si bei?ga asik banget.”“Ayu ga sayang ma kita2 yah? Knp pindah ? ““Ayu sabar yah ,pasti Tuhan akan kasih yg trbaik kok J.“
Tapi kalau aku masih tetap disana, aku hanya akan merasa sakit.
Waktu
terus berjalan ,hingga suatu hari temanku bilang kalau Trio sudah putus
dengan Diah. Aku senang, karena sampai saat ini juga aku masih sayang
dengan Trio. Dan doaku selama ini terkabul, terima kasih Tuhan telah
mengabulkan doa-doaku. Liburan menjelang kenaikan kelaspun tiba, aku
pulang ke tanah kelahiranku untuk bertemu teman-teman lama, keluarga dan
sangat berharap bisa bertemu dengan Trio.
Aku
punya waktu liburan satu minggu. Dan entah Trio tau dari siapa,
tiba-tiba saja dia ada di depan rumah aku. Aku keluar dengan
terheran-heran
“kaka ngapain kesini?” tanyaku dengan heran
“mau ketemu kamu, masih marah sama aku?” katanya
“tau dari siapa aku pulang?” jawabku dengan nada cuek, siapa yang ngga marah kalo diduain.
Dia tidak menjawab apa-apa dan hanya langsung memelukku dengan erat seakan ngga mau aku pergi darinya lagi. Dia bilang
“aku
sayang banget sama kamu, tolong maafin aku, aku tau dulu aku salah.
Please terima aku lagi seperti dulu“ suaranya sangat lembut, dan hanya
seperti sebuah bisikan. Dan akhirnya aku menerimanya jadi pacarku lagi.
Kalimat itu adalah sebuah kalimat yang sangat ingin kudengar lagi
darinya, dan kini jadi sebuah kenyataan dan bukan mimpi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar